Ajaccio, Prancis (ANTARA News) - Para demonstran menggerebek tempat ibadah Muslim dan membakar Alquran di Pulau Corsica, Prancis, Jumat (25/12), menurut polisi.

Aksi kekerasan yang dikecam pemerintah itu terjadi pada Hari Natal, di tengah pengetatan keamanan selama liburan dan kekhawatiran setelah serangan kelompok bersenjata 13 November yang menewaskan 130 orang di Paris.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menulis di akun Twitter bahwa penggerebekan yang terjadi di kota Ajaccio itu merupakan "penodaan yang tak bisa diterima."

Ketegangan meningkat di Ajaccio pada Jumat setelah dua petugas pemadam kebakaran dan seorang polisi terluka dalam semalam ketika mereka diserang oleh beberapa pemuda bertudung di kawasan permukiman warga berpendapatan rendah di kota itu menurut pihak berwenang.

Pada Jumat petang sekitar 150 orang berkumpul di depan perfektur guna mendukung polisi dan pemadam kebakaran menurut pernyataan para pejabat.

Tapi beberapa orang dalam kerumuman itu memisahkan diri dan bergerak menuju kawasan perumahan penduduk berpendapatan rendah tempat kekerasan terjadi malam sebelumnya.

Mereka meneriakkan slogan dalam bahasa Corsica yang artinya "Arab keluar!" atau "Ini rumah kami!" menurut laporan koresponden kantor berita AFP.

Di dekatnya ada ruang ibadah Muslim dan satu kelompok kecil memecahkan pintu kacanya serta masuk ke tempat ibadah, menggeledah ruangan dan sebagian membakar buku-buku, termasuk Alquran, menurut pejabat regional Francois Lalanne.

"Lima puluh buku doa dilempar ke jalanan," kata Lalanne, serta menambahkan bahwa sebagian lembarannya sudah terbakar.

Dewan Muslim Prancis (The French Council of the Muslim Faith/CFCM) dan pemantau Islamophobia-nya mengecam kekerasan yang terjadi pada hari ibadah Muslim dan Kristen, Jumat.

Tahun ini Natal berlangsung setelah Muslim memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan serangan terhadap tempat ibadah Muslim menunjukkan tanda-tanda "rasisme dan xenofobia".

Dia juga mengecam serangan terhadap penegak hukum dan petugas keamanan di Corsica, dan mengatakan bahwa dia berharap "pelaku kekerasan diidentifikasi dan ditangkap sesegera mungkin."

Otoritas lokal termasuk Christophe Mirmand, prefek Corsica, berikrar menangkap mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan dua hari di pulau Mediterania itu, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015