Moskow (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin (28/12) mengatakan sanksi AS terhadap Rusia akan merusak kerja sama bilateral yang mungkin dilakukan terkait masalah mendesak dalam agenda global.

Selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Lavrov menegaskan sanksi yang bertujuan meningkatkan tekanan atas Rusia takkan mencapai hasil yang diinginkan, demikian laporan Xinhua.

Amerika Serikat pada Selasa (22/12) memutuskan untuk memperpanjang daftar sanksinya terhadap Rusia, sehari setelah Uni Eropa mengumumkan organisasi tersebut akan memperpanjang sanksi ekonomi atas Rusia sampai 31 Juli 2016.

Menurut pernyataan daring yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov dan Kerry juga membahas penyelesaian politik bagi krisis Suriah, krisis Ukraina, serta penerapan Rencana Aksi Gabungan Menyeluruh mengenai penyelesaian program nuklir Iran.

"Menteri Lavrov kembali menegaskan perlunya untuk menghilangkan semua prasyarat sementara membentuk front persatuan dalam memerangi ISID (atau Daesh dalam Bahasa Arab) dan kelompok lain," katanya.

Mengenai krisis Ukraina, Lavrov berbicara tentang peristiwa saat pengamat dari Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa dan awak Televisi Negara All-Rusia dan Perusahaan Radio diserang dari posisi Ukraina di dekat permukiman Kominternovo di Donbass.

Lavrov menyatakan peristiwa semacam itu menjadi ancaman dan gangguan bagi pelaksanaan penuh kesepakatan Minsk, dan menyeru pihak AS untuk menekan Kiev agar mematuhi komitmennya bagi Kesepakatan Minsk.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015