Aden (ANTARA News) - Pihak berwajib di Aden, Yaman selatan, memberlakukan jam malam, Senin, setelah 17 orang tewas dalam kekerasan yang diduga dilakukan oleh kelompok garis keras, kata media pemerintah dan pejabat keamanan.

Kelompok terduga IS itu juga menembak mati Sheikh Ali Othman, imam sufi, yang dinilai moderat, di kota itu, kata pejabat keamanan.

Jam malam tersebut berlaku sejak pukul 08.00 malam hingga 05.00 pagi, kata laporan laman berita sabanews.net, mengutip keputusan Komisi Keamanan Aden.

Keputusan tersebut dibuat menyusul pertempuran sengit pada Minggu di pelabuhan Aden yang menewaskan 17 orang, sembilan diantaranya adalah personel keamanan termasuk seorang kolonel, kata sumber tersebut.

Sumber keamanan itu mengatakan bentrokan terjadi ketika pasukan yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi mendapat perlawanan saat akan dikerahkan ke pelabuhan itu untuk pengamanan menyeluruh.

Mereka mengatakan pertempuran berlangsung selama beberapa jam dan pasukan pro-Hadi tampaknya berhasil menguasai pelabuhan.

Menurut saksi, mereka melihat sejumlah pria bersenjata di Aden pada Minggu, namun tidak bisa menyebutkan identitas mereka.

Kerusuhan di Aden, yang dinyatakan pemerintah sebagai ibukota sementara Yaman, terus berkembang, karena Al Qaeda di semenanjung Arab, yang sudah lama giat di Yaman, serta IS bersaing mendapatkan pengaruh di kota pelabuhan itu.

Kota tersebut diguncang pertempuran selama berbulan-bulan pada 2015, antara pasukan pro-pemerintah dan pemberontak Huthi didukung Iran yang menduduki ibukota Sanaa pada September 2014 sebelum memperluas pendudukannya ke wilayah selatan.

Dengan didukung koalisi dipimpin Arab Saudi, pasukan yang setia kepada pemerintah sejak Juli berhasil merebut kembali Aden dan empat provinsi di sekitarnya di wilayah selatan sementara pertempuran sengit masih berlangsung di seluruh negara, demikian AFP melaporkan.

(S022/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016