Banjarnegara (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara mendukung pengembangan jangkauan videotron Layar Indonesia yang diinisiasi Perum LKBN Antara ke daerah-daerah.

"Saya kira ini tawaran yang bagus sekali karena memang misi di pusat, kami inginnya seperti ini, kami membangun kerja sama tidak hanya di Banjarnegara tetapi juga di seluruh Indonesia," kata Kepala Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Mahmud Husein di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis.

Mahmud mengatakan hal itu kepada Antara usai bertemu Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk membahas sejumlah tawaran kerja sama yang ditawarkan tim "National Publishing and News Corporation (NPNC)" Kementerian BUMN, salah satunya pemasangan videotron Layar Indonesia.

Tim NPNC yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya General Manager Komersial Perum LKBN Antara Darmadi, Manajer Komersial Perum LKBN Antara Erwan Muhadam, Kepala Divisi Penerbitan dan Multimedia PT Balai Pustaka Subiyanto, dan Account Manager Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Atut Herlambang.

Mahmud mengatakan bahwa ke depan ada peta penentu berupa "National Publishing and News Corporation (NPNC)" yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang terkait dengan pengamanan dokumen negara dan pemberitaan negara.

"Seperti Antara sendiri kan ada fungsi government public relations-nya itu ya. Kami ingin nanti fungsi itu harus jalan karena kami berharap Antara menjadi kantor berita yang bisa diandalkan, yang berkelas dunia makanya untuk memperkuat itu, kita perlu kerja sama, tidak hanya ke pemda-pemda tetapi juga ke perusahaan-perusahaan terutama ke BUMN-BUMN," katanya.

Menurut dia, hal itu seiring dengan semangat membangun sinergi dalam konteks yang saling menguatkan, bukan lagi sinergi yang transaksional seperti dulu.

Dalam hal ini, dia mencontohkan sinergi yang dibangun antara Perum LKBN Antara dan Perum Perusahaan Film Negara (PFN).

"Antara katakanlah punya Layar Indonesia-nya, tetapi untuk kontennya nanti bisa kerja sama dengan Perum PFN. Begitu juga dengan Balai Pustaka," katanya.

Sementara untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dia mengatakan bahwa mulai tahun ini ditargetkan ada kerja sama yang lebih daripada tahun-tahun sebelumnya terutama untuk publikasi, percetakan, dan sebagainya.

"Kami kan punya BUMN yang mencetak security printing, surat-surat yang perlu pengamanan dan kerahasiaan. Selama ini, surat-surat itu bebas dicetak, tidak hanya oleh BUMN tetapi juga oleh swasta," katanya.

Dengan demikian, kata dia, ketika terjadi pemalsuan dan sebagainya, pemerintah agak sulit untuk menelusuri maupun mengontrol.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya ke depan ingin lebih berperan karena perusahaan yang bisa dikontrol adalah perusahaan milik negara.

Mahmud mengharapkan ke depan BUMN yang tergabung dalam NPNC menjadi lebih baik dan bisa bersanding lagi di antara BUMN-BUMN lainnya.

"Ini karena ada beberapa BUMN yang kinerjanya belum baik seperti PT Balai Pustaka, kemudian Perum PNRI, kemudian yang kinerjanya agak turun itu PFN. Sebenarnya keempat BUMN ini (Perum LKBN Antara, PT Balai Pustaka, Perum PNRI, dan Perum PFN) sudah mempunyai sejarah panjang," katanya.

Ia mengatakan bahwa beberapa puluh tahun silam, buku-buku sekolah diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Sementara PFN, kata dia, telah memroduksi berbagai film sejarah dan salah satu film dokumenternya yang berjudul "Aroma of Heaven" tentang kopi Indonesia itu mendapatkan penghargaan internasional.

"Kita berharap BUMN-BUMN ini bisa bangkit lagi, bisa berkiprah lagi," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016