London (ANTARA News) - 7 Januari merupakan Hari Natal bagi beberapa tempat di dunia, saat orang lain merayakannya pada 25 Desember.

Mengapa demikian?

Laman Telegraph menulis, beberapa negara menggunakan sistem kalender yang berbeda.

Sistem kalender yang umum digunakan adalah Gregorian, yang diusulkan oleh Paus Gregorius pada 1582. Beberapa negara bekas Uni Soviet dan Timur Tengah masih menggunakan kalender Julian, yang dibuat pada masa pemerintahan Julius Caesar pada abad 45 Sebelum Masehi.

Kebanyakan negara saat ini menggunakan kalender Gregorian dan mempertahankan Julian untuk libur tradisional.

Terdapat perbedaan 13 hari diantara sistem kalender tersebut.

"25 Desember, pada kalender Julian jatuh pada 7 Januari penanggalan Gregorian," jelas Archimandrite Christopher Calin, pemimpin Katedral Ortodoks Rusia Holy Virgin Protection.

"Jadi, Natal sebetulnya masih 25 Desember, yang jatuh 13 hari kemudian di kalender Julian," tambah Calin.

Beberapa negara yang masih mengikuti kalenderi Julian memiliki tradisi Natal yang sama.

Natal diawali dengan puasa, tidak makan daging selama 40 hari. Mereka sering membuat palung di rumah, terkadang memakai jerami untuk mendekor.

Malam Natal pun dirayakan dengan makan malam istimewa, seringnya terdiri dari 12 makanan untuk mewakili 12 rasul.

Di Yunani, Santo Nicholas merupakan penjaga para pelaut, yang janggut dan pakaiannya basah oleh air laut. Kebanyakan perayaan di sana memberkati laut.

Di Ethiopia, orang-orang datang ke gereja mengenakan pakaian putih dan setelah itu mengadakan lomba olahraga.

Keluarga di Serbia keluar pada Malam Natal untuk mencari pohon ek di hutan (atau pasar kalau di kota) untuk menghias rumah mereka.

Saat kepala rumah tangga menemukan pohon yang cocok, ia akan berdiri di depannya sambil menghadap ke timur.

Ia melempar biji-bijian ke pohon itu dan mengucapkan salam "Selamat pagi dan selamat malam natal, membuat tanda salib dan mencium pohon.

Ia pun menjelaskan pada pohon ek mengapa ia dipotong.

"Saya harus memotongmu untuk dibawa ke rumah, untuk menjadi pembantu yang setia dalam setiap kemajuan dan perbaikan, di rumah, di kandang, di lapangan, di setiap tempat."

Ia akan memotong pohon itu secara miring di sisi timur, dengan kapak. Pohon harus jatuh ke timur dan tidak tertutup pohon lain. Pohon tidak boleh ditinggal setengah terpotong kalau tidak, rumahnya akan dikutuk.

Di beberapa daerah, bila pohon tidak tumbang pada potongan ketiga kapak, harus ditarik hingga lepas.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016