Kairo (ANTARA News) - Kelompok ISIS pada Sabtu (9/1) menyatakan dalam satu pesan daring bahwa kelompok gerilyawan itu berada di belakang serangan bersenjata yang ditujukan kepada personel polisi di Giza, Mesir.

Seorang petugas polisi lalu lintas dan seorang prajurit tewas pada Sabtu pagi dalam serangan yang ditujukan kepada kendaraan mereka di Giza di pinggiran Ibu Kota Mesir, Kairo, kata kantor berita resmi Mesir, MENA.

Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan ke mobil mereka dan melarikan diri.

Pengakuan ISIS tersebut belum bisa diabsahkan secara independen.

Serangan tersebut dilancarkan tak lama setelah dua serangan berturut-turut terhadap beberapa hotel di negara Afrika Utara itu, demikian seperti dilaporkan Xinhua.

Pada Jumat malam (8/1), beberapa penyerang dengan membawa pisau menyerang satu hotel di Kota Laut Merah Hurghada di Mesir. Tiga wisatawan --satu orang Swedia dan dua warga negara Austria-- menderita luka ringan dalam serangan tersebut.

Kementerian Kesehatan menyatakan wisawatan yang cedera itu menderita luka terkena pisau dan berada dalam kondisi stabil.

Pada Kamis (7/1), sekelompok 15 orang menyerang satu hotel wisatawan di distrik Ahram di Giza, tapi tak merenggut korban jiwa. Kelompok yang berafiliasi pada ISIS telah mengaku bertanggung jawab.

Masih pada Kamis, beberapa penyerang yang tak dikenal meledakkan pipa saluran utama gas alam di dekat Kota Arish di Provinsi Sinai Utara, yang bergolak di Mesir dan berbatasan dengan Wilayah Palestina Jalur Gaza dan Israel, kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.

Para penyerang menggunakan peledak untuk meledakkan pipa itu dari jauh di daerah Al-Midan, sekitar 15 kilometer dari gerbang Kota Arish, kata sumber tersebut. Ia menduga para pelakunya adalah anggota kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis --yang berpusat di Sina dan telah mengganti namanya menjadi "Negara Sinai" serta mengumumkan kesetiaan kepada ISIS.

Mesir telah menghadapi peningkatan serangan yang menewaskan ratusan polisi dan tentara sejak penggulingan Presiden Mohamed Moursi pada Juli 2013, sebagai reaksi atas protes massa terhadap satu tahun kekuasaannya.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016