Gunung Kidul (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan salat Istiqo, Minggu, untuk meminta hujan karena lebih dari sebulan tidak hujan dan menyebabkan sebagian tanaman pertanian kering dan terancam gagal panen.

Sekitar 500 orang, warga Desa Gading, Kecamatan Patuk, melaksanakan Salat Istiqo dengan iman dan khatib Abdul Rokhim di Gunung Kidul.

Abdul Rokhim mengungkapkan dalam kondisi mendapat cobaan dari Allah, termasuk terhentinya curah hujan, umat Islam hanya bisa berpasrah diri kepada Tuhan yang Maha Esa.

"Allah tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan manusia, makanya kita wajib berpasrah diri, mohon ampun segala dosa dan kesalahan, semoga hujan yang kita tunggu segera turun," kata Abdul.

Menurut dia, hujan yang diharapkan, hujan yang barokah dan tidak membawa musibah. "Meskipun, kita sangat mengharap turunnya hujan, namun hujan yang bermanfaat bagi kita semua," katanya.

Salah satu tokoh warga setempat, Ibrahim mengakui bahwa kegiatan ini merupakan puncak keprihatinan masyarakat, utamanya petani yang tanaman pertanian sebagian mati dan terancam gagal panen karena sudah sebulan lebih tidak ada hujan.

"Hujan sangat diharapkan, maka kami sepakat melaksanakan Salat Istiqo ini, mudah-mudahan doa kami terkabul dan hujan segera turun, sehingga tanaman akan kembali tumbuh dan bisa panen sebagaimana yang diharapkan," katanya.

Sementara itu, dalam waktu yang sama Salat Istiqo juga dilaksanakan masyarakat Desa Karangasem Kecamatan Plaiyan. Mereka melaksanakan salat di lapangan desa setempat. Salat dengan imam dan khatib, Mujiono.

Dalam khotbahnya Mujiono mengimbau umat Muslim bertaubat, membaca istighfar dan berserah diri kepada Allah.

"Dengan taubat dan istighfar, diharapkan hujan segera turun," katanya.

Salah satu warga setempat yang juga anggota DPRD Gunung Kidul Ari Siswanto yang mengikuti salat juga berharap dengan salat ini hujan yang berkah dan bermanfaat bagi umat, segera turun.

"Dengan turunnya hujan akan menyirami tanaman milik petani dan panennya melimpah," kata dia.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016