Damaskus (ANTARA News) - Truk-truk pembawa bantuan pada Senin (11/1) mulai memasuki kota-kota Suriah yang terkepung sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai baru-baru ini antara pemerintah dan pemberontak untuk mengurangi penderitaan ribuan orang yang kelaparan.

Truk-truk mulai serempak memasuki kota yang dikuasai pemberontak di kota Madaya di utara ibu kota Damaskus serta Kafraya dan Foa, dua kota Syiah bersebelahan yang setia ke pemerintah namun dikelilingi para pemberontak di bagian utara Suriah.

Sebanyak 7.800 paket makanan memasuki Madaya, tempat 40.000 orang dikepung oleh pasukan pemerintah dan kelompok Hizbullah Lebanon menurut seorang sumber kepada kantor berita Xinhua.

Dia menambahkan hampir 4.000 paket makanan memasuki Kafraya dan Foa, tempat 20.000 orang diperangkap oleh pemberontak.

Masuknya konvoi bantuan ke Madaya dikondisikan agar memungkinkan pemberontak membiarkan bantuan kemanusiaan masuk ke Kafraya dan Foa.

Kebanyakan wilayah Provinsi Idlib di bawah kendali kelompok pemberontak Jaish al-Fateh, kecuali Kafraya dan Foa, yang sudah dalam kepungan sejak Maret 2015. Lebih dari 600 orang di dua kota itu tewas dalam serangan pemberontak.

Dalam beberapa pekan terakhir, para pemberontak di kota Zabadani, yang berdekatan dengan Madaya, mencapai satu kesepakatan dengan pemerintah untuk mengosongkan kota.

Puluhan pemberontak yang terluka diizinkan pergi pada Desember di tengah pembicaraan bahwa pemerintah akan melonggarkan kepungannya di Zabadani.

Baru-baru ini foto-foto menunjukkan orang-orang yang kelaparan di Madaya disiarkan daring oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, tapi pemerintah menyebut foto-foto itu "sebagian besar palsu" dan direncanakan oleh oposisi untuk menjelekkan pemerintah Suriah.

Pemerintah menyatakan bahwa konvoi bantuan sudah diizinkan masuk ke Madaya dua bulan lalu, menuduh pemberontak merebut pasokan dan menjualnya ke warga setempat dengan harga tinggi.

Muhammad Abu al-Qassem, tokoh oposisi Suriah, mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa akibat kepungan pemerintah Madaya mengalami kekurangan pasokan kebutuhan medis dan pangan parah sejak Agustus, membuat penyakit dan kelaparan meluas.

Beberapa harus makan dedaunan, kucing dan anjing liar dan bahkan sampah karena harga bahan pangan pokok selangit, setara dengan sekitar 155 dolar AS untuk satu kilogram gandum putih dan 120 dolar AS untuk satu kilogram menurut Abu al-Qassem.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016