Sydney (ANTARA News) - Tim pencari puing pesawat hilang Malaysia Airlines Penerbangan MH370 menemukan sebuah bangkai kapal di laut dalam dan ini adalah penemuan kedua sejak pencarian ini mulai hampir dua tahun silam.

Tim pencarian pimpinan Australia ini melanjutkan menyisir lantai samudera bagian selatan Samudera Hindia dengan harapan menemukan tempat peristirahatan terakhir MH370 yang raib 8 Maret 2014 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 orang di dalamnya.

Juli tahun lalu, ditemukan dua bagian sayap flaperon sepanjang dua meter di Pulau Reunion, Samudera Hindia bagian barat, dan sudah dipastikan memang bagian dari MH370. Itu adalah bukti nyata pertama MH370 yang ditemukan.

Sejak itu tak lagi pernah ditemukan apa-apa kendati lebih dari 80.000 km per segi lantai samudera disisir berdasarkan analisis satelit.

Tetapi kini ditemukan bangkai kapal yang sayangnya setelah dianalisis adalah peninggalan kapal abad 19.  Bangkai kapal ini ditemukan pada kedalaman 3.700 meter.

"Pada 19 Desember 2015, sebuah kontak sonar yang tidak biasa teridentifikasi di jalur pencarian bawah laut, di mana analisis menunjukkan bahwa objek itu kemungkinan benda buatan manusia, yang kemungkinan besar bangkai kapal," kata Pusat Koordinasi Pencarian (JACC) seperti dikutip AFP.

Salah satu dari tiga kapal pencari MH370, Havila Harmony, menggunakan robot bawah laut untuk meneliti lebih dalam demi menemukan dan menangkap citra sonar beresolusi tinggi.

"Galeri Bangkai Kapal Museum Australia Barat telah melakukan pengkajian awal terhadap beberapa citra sonar dan menyatakan kapal itu kemungkinan adalah kapal baja/besi yang berasal dari abad ke-19," sambung JACC.

Ini adalah bangkai kedua yang ditemukan setelah Mei tahun silam ketika citra sonar berhasil menyingkapkan sebuah jangkar bersama objek lainnya yang dianggap sebagai buatan manusia, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016