London, Inggris (ANTARA News) - Sejumlah para pencari suaka di Inggris dibiarkan dalam keadaan miskin, dan perundang-undangan yang direncanakan dapat memasukkan ribuan orang lainnya dalam kemiskinan, Palang Merah Inggris berkata pada Rabu.

Lembaga bantuan itu mengatakan pihaknya telah mendukung lebih dari 9.000 orang pengungsi dan para pencari suaka yang jatuh miskin pada tahun lalu, dibandingkan dengan 7.700 orang pada 2013. Dengan usia termuda yang kurang dari satu tahun dan 81 tahun untuk yang tertua.

Pihak Palang Merah mengatakan sebuah rencana undang-undang imigrasi yang sedang diperdebatkan di majelis tinggi parlementer Inggris, diperkirakan akan mengurangi bantuan bagi pencari suaka lebih besar.

Sekitar 29.000 orang mendaftar untuk mendapatkan suaka di Inggris pada September 2014 hingga Oktober 2015, mengalami peningkatan jumlah sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya.

Hampir 44 persen pencari suaka miskin yang mendapat dukungan dari Palang Merah berasal dari Eritrea, Sudan, Iran dan Suriah, yang merupakan tempat asal sebagian besar para pengungsi.

Pakar suaka Palang Merah inggris, Karl Pike menyebut situasi tersebut sebagai sebuah krisis yang tenang.

"Para pengungsi seharusnya tidak dibiarkan miskin, setelah melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan yang mengerikan. Mereka ditolak oleh sistem, namun mereka yang diterima oleh kantor pemerintah pusat yang tidak dapat kembali ke negara aal mereka, seharusnya tidak dibiarkan tanpa diberi apa-apa," ujarnya.

Kantor pemerintah pusat tidak memberikan komentar.

Mereka yang diberi bantuan oleh Palang Merah termasuk mereka yang telah menyandang status sebagai pengungsi namun belum diberi waktu yang cukup untuk berganti dan mendapatkan keuntungan umum dari bantuan pencari suaka.

Pihak Palang Merah mengatakan riset yang dilakukan di wilayah bagian utara menunjukkan duapertiga pencari suaka yang tidak memiliki akses terhadap dana publik sering menderita kelaparan, dan seperempat lainnya kelaparan setiap hari.

Lebih dari tigaperlima dari mereka tidak memiliki akomodasi tetap dan lebih dari setengahnya dilaporkan dengan kondisi kesehatan yang menurun. Beberapa telah hidup miskin selama hampir delapan tahun, ujarnya.

Rancangan undang-undang imigrasi itu bertujuan untuk membatasi bantuan bagi para pencari suaka yang gagal dan para tanggungan mereka hingga mereka yang miskin dan tidak dapat kembali ke negara asalnya dengan aman.

Palang Merah mengatakan perubahan yang diajukan dalam rancangan undang-undang itu dapat mendorong ribuan pencari suaka yang gagal ke dalam kemiskinan.

Organisasi itu juga menginginkan para pencari suaka yang diberi status pengungsi untuk diberi waktu lebih untuk mendapatkan keuntungan atau pekerjaan dengan upah sebelum dukungan suaka dicabut, demikian Reuters.

(Uu.Ian/KR-MBR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016