Pati (ANTARA News) - Seorang mahasiswi dari Unversitas PGRI Semarang yang merupakan warga Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dikabarkan hilang dan diduga bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Menurut orang tua korban, Sumarni warga Desa Glonggong, Kecamatan Jakenan, di Pati, Kamis, anaknya yang bernama Rahastri Pundhi sejak tiga bulan lalu memang belum pulang ke rumah dan tidak diketahui keberadaannya.

Sebelum menghilang, mahasiswa jurusan Matematika Universitas PGRI Semarang itu sempat bercerita sering mengikuti kegiatan sosial.

"Dia juga meminta izin sebagian uang sakunya untuk beramal," ujarnya.

Terkait dugaan bergabung dengan Gafatar, dia mengaku, tidak mengetahui secara pasti.

Meskipun demikian, dia mengaku, khawatir anaknya benar-benar bergabung dengan organisasi yang saat ini sering ditayangkan di televisi.

Pada September 2015, kata dia, anaknya itu sempat pulang ke rumah untuk berpamitan mengikuti seleksi pertukaran pelajar ke Malaysia.

Sebelum berangkat, perempuan kelahiran 7 Mei 1995 itu juga meminta uang sebesar Rp5 juta untuk bekal ke Negeri Jiran Malaysia.

"Awalnya, tidak ada kecurigaan karena untuk mengikuti pertukaran pelajar juga ada tahapan seleksinya dan dirinya dinyatakan lolos seleksi," ujarnya.

Bahkan, kata dia, putrinya itu justru diberi tambahan uang Rp500 ribu.

Keberangkatannya ke Malaysia, katanya, sejak 17 Oktober 2015 dan dijadwalkan pulang selang satu bulan.

"Dia juga mengabarkan saat kepulangannya ditunda 31 Desember 2015," ujarnya.

Selama masih bisa berkomunikasi lewat telepon, dia mengaku, sempat membujuknya untuk pulang, setelah itu justru jarang menghubungi.

Komunikasi terakhir, kata dia, pada Sabtu (9/1) pukul 13.00 WIB, ketika ayahnya mengirim pesan singkat agar menghubungi ayahnya karena sakit dan diminta menunggui di rumah sakit lantaran kondisinya semakin parah.

Saat itu, kata dia, anaknya sempat menangis dan berjanji segera pulang saat mendengar ayahnya sakit, meskipun ayahnya dalam kondisi sehat.

Akan tetapi, kata dia, pada Sabtu (9/1) pukul 14.00 WIB, nomor teleponnya tidak bisa dihubungi hingga sekarang.

Bahkan, kata dia, kontak Blackberry Messenger (BBM) maupun akun facebooknya juga tidak aktif.

Untuk memastikan keberadaannya, kata dia, keluarga sempat menanyakan ke teman kosnya di Semarang, ternyata mengaku hendak ke Nabire untuk mengikuti tes CPNS.

Demikian halnya, ketika ditanyakan ke kampus ternyata anak pasangan Sumarni dan Sukono itu tidak aktif kuliah sejak September 2015.

Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016