Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor nonmigas bisa naik sembilan persen tahun ini dan rata-rata 11,5 persen per tahun empat tahun kedepan.

Meski menetapkan target peningkatan ekspor nonmigas sembilan tahun ini, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan bahwa dia sudah akan bahagia kalau tahun ini ekspor nonmigas bisa stabil dan tidak mengalami kontraksi.

"Saya pribadi terus terang saja sudah akan bahagia apabila tren perdagangan stabil. Jika tahun lalu kontraksi ekspor 14 persen dan impor 17 persen, sementara untuk tahun ini tidak ada kontraksi atau kontraksinya kecil, itu saja sudah merupakan perbaikan yang cukup besar," katanya saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Senin,

Thomas menjelaskan pemerintah antara lain akan berusaha meningkatkan ekspor dengan membuka pasar ekspor baru melalui kesepakatan-kesepakatan perdagangan yang akan diselesaikan pemerintah dalam waktu dekat.

Kesepakatan-kesepakatan perdagangan itu, menurut dia, akan memungkinkan para pelaku usaha menjangkau pasar yang lebih luas.

Selain itu pemerintah akan memangkas prosedur perizinan melalui deregulasi dan debirokratisasi untuk mempermudah pelaku usaha melakukan penetrasi ke pasar baru.

"Kita akan segera melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa, dan juga akan membentuk semacam tim nasional lintas kementerian untuk mengkaji Trans Pacific Partnership (TPP). Akan tetapi dua kesepakatan tersebut merupakan hal yang besar dan ambisus," katanya.

Thomas mengatakan selain melakukan negosiasi dengan Uni Eropa dalam kerangka Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) dan TPP, pemerintah juga berupaya untuk menjalin kesepakatan perdagangan bilateral dengan negara tertentu.

Menurut data Badan Pusat Statistik, selama 2015 neraca perdagangan Indonesia surplus 7,51 miliar dolar AS, dengan nilai total ekspor 150,25 miliar dolar AS dan impornya 142,74 miliar dolar AS.

Neraca perdagangan nonmigas sepanjang 2015 tercatat surplus 13,57 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 131,70 miliar dolar AS dan impor 118,13 miliar dolar AS.


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016