Tahun 2015 memberikan pelajaran kepada kita semuanya, betapa kita pontang-panting, jungkir balik karena apa? Api yang sudah membesar dan berada di semua daerah di semua lokasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai pertumbuhan ekonomi tahun lalu sempat terkoreksi 0,2 persen dari perhitungan karena masalah kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap.

Presiden Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2016 di Istana Negara Jakarta, Senin, mengatakan bahwa fakta-fakta 2015 menunjukkan kabut asap telah memberikan dampak ekonomi yang luar biasa di daerah-daerah.

"Tahun 2015 memberikan pelajaran kepada kita semuanya, betapa kita pontang-panting, jungkir balik karena apa? Api yang sudah membesar dan berada di semua daerah di semua lokasi," kata Presiden.

Jumlah titik api, kata dia juga sudah sangat banyak dalam satu provinsi.

Oleh sebab itu, tahun ini hal tersebut tidak boleh terjadi lagi.

"Early warning tadi sudah disampaikan. Deteksi tadi juga disampaikan. Pencegahan, cegah kuncinya dari situ jangan dibiarkan api satu bergerak," katanya.

Ia menegaskan semua unsur di daerah dengan back up dari BNPB harus digerakkan untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.

"Tidak ada kata-kata tidak, semua harus digerakkan, begitu api satu muncul kejar dia. Ini yang akan membereskan," katanya.

Presiden telah membicarakan dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk menerapkan sistem "reward and punishment" dalam pelaksanaannya di lapangan.

Pada kesempatan itu sejumlah kalangan yang terkait langsung dengan penanganan dan pengendalian kebakaran lahan dan hutan hadir di Istana Negara Jakarta.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016