Samarinda (ANTARA News) - Jalur Samarinda-Bontang, Kalimantan Timur, masih lumpuh akibat banjir yang disebabkan hujan deras pada Kamis sejak pukul 05.30 Wita hingga siang.

Panjang kemacetan kendaraan terutama roda empat di jalur itu mencapai sekitar 2 kilometer.

"Sejak pukul 10.00 Wita tadi saya menunggu di sini. Sekarang sudah jam 12.00 Wita dan saya belum bisa lewat, takut sepeda motor saya terseret arus," kata Fatimah, warga yang menunggu banjir surut di Bukit Alaya, Jalan DI Panjaitan, Samarinda.

Fatimah sedang menjemput anaknya yang duduk di Kelas I SD. Ketika berangkat menjemput anaknya, banjir memang sudah terjadi di Jalan DI Panjaitan, namun belum sedalam sekarang sehingga sepeda motornya masih bisa lewat.

Tetapi ketika pulang menjemput anak, banjir di kawasan itu semakin tinggi sehingga banyak kendaraan yang mogok, dan dia terpaksa menunggu di Bukit Alaya dan berharap hujan reda.

Berdasarkan pantauan, terdapat puluhan kendaraan yang mogok akibat pengendaranya nekat menerobos banjir sehingga mesin sepeda motornya mati. Bahkan ada juga beberapa mobil yang mogok.

Kendaraan roda empat dan lebih yang akan menuju Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau juga tidak bisa jalan karena di simpang tiga Jalan Mugirejo-DI Panjaitan banjirnya tinggi. Bahkan salah satu mobil sempat terbakar di simpang tiga tersebut akibat konslet setelah terendam banjir.

Fatimah berharap hujan segera reda yang diikuti surutnya air sehingga ia bersama anaknya bisa cepat pulang. Tetapi dia memperkirakan paling tidak dua jam setelah hujan, baru bisa lewat karena berdasarkan pengalaman lalu.

Banjir terjadi bukan hanya di Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Samarinda Utara, tetapi hampir merata di tiap kecamatan di Samarinda, seperti Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, dan sejumlah titik di Kecamatan Samarinda Ilir.

Beberapa titik ruas jalan yang digenangi air hingga setinggi lutut orang dewasa antara lain Jalan Merbabu depan Rumah Sakit Dirgahayu Kelurahan Jawa, Jalan Suryanata Kelurahan Air Putih, simpang empat Sempaja, Keluarahan Bayur, dan beberapa titik lainnya.

Pewarta: M Ghofar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016