Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI) menyodorkan target medali emas pada SEA Games 2017 di Malaysia menyusul uji coba para atlet di India.

"Para atlet sudah melakukan uji coba ke India, di Asia Tenggara kekuatan kami merata, jadi kami berani mematok target emas di SEA Games Malaysia," kata Wakil Ketua PP PCI Abhiram Singh Yadav di Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, saat ini sudah ada 22 atlet kriket Indonenesia yang melakukan rutin latihan, dan dari jumlah atlet itu PCI akan menyeleksi mana saja atlet yang lebih siap untuk dibawa menjadi tim inti pelatnas untuk mewakili tim Merah-Putih di ajang SEA Games.

"Dari 22 atlet itu akan menyusut menjadi 14 atlet yang akan menjadi tim inti SEA Games lewat seleksi yang diukur dari hasil Kejurnas serta PON dan kejuaraan lainnya," katanya.

Ditanya tentang pesaing di SEA Games Malaysia nanti, Abhiram Singh mengatakan, Malaysia dan Singapura menjadi ancaman di putra, sedang Thailand sangat kuat di putri.

"Malaysia sebagai tuan rumah tentunya menjadi ancaman kami, begitu juga Singapura dan Thailand," tambahnya.

Sementara disinggung tentang target Asian Games 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah dari ajang pesta olah raga tingkat Asia itu, Wakil Ketua PP PCI mengatakan, masuk semifinal sudah cukup baik bagi Indonesia.

"Di tingkat Asia terdapat tim cricket kelas dunia seperti India dan Sri lanka, tapi kami tidak gentar dan paling tidak sebagai tuan rumah kami akan mendapat dukungan moral dan itu menjadi amunisi tersendiri, tapi bukan sebagai beban," katanya.

Cabang kriket memang masih belum begitu di kenal oleh masyarakat Indonesia dibanding dengan cabang-cabang olah raga lain yang sudah populer, namun PP PCI bertekat akan mendorong olah raga cricket itu menggebrak di ajang internasional kendati PP PCI baru berusia enam tahun.

"Kami ingin lebih memperkenalkan apa itu olah raga kriket kepada masyarakat Indonesia, karena olah raga ini sudah menjadi olah raga paling populer di beberapa negara Asia dan Australia," tambahnya.

Pewarta: Aris Budiman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016