Nyon, Swiss (ANTARA News) - UEFA akhirnya meninggalkan keengganannya mengadopsi teknologi garis gawang, Jumat waktu setempat, dengan akan menerapkannya pada Piala Eropa tahun ini dan Liga Champions musim depan.

Penggunaan teknologi yang membantu wasit menentukan apakah bola sudah masuk gawang ketika tidak mudah dilihat oleh mata telanjang itu diterima pada sebuah pertemuan eksekutif, kata UEFA.

UEFA mengaku akan menambah asisten wasit tambahan pada setiap garis gol untuk memonitor semua aktivitas di dalam dan sekitar area penalti yang adalah sistem yang dirintis oleh badan sepak bola Eropa itu.

Teknologi garis gawang ini akan diterapkan pada Liga Champions sejak kualifikasi terakhir, namun tidak pada tiga babak kualifikasi pendahuluan. Teknologi ini juga akan diterapkan pada Liga Europa sejak musim 2017-2018.

Pembuat aturan sepak bola, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), adalah yang pertama menerima penggunaan teknologi garis gawang pada 2012.

Teknologi ini sudah dikenalkan di Liga Utama Inggris pada musim 2013-14 dan sudah digunakan pada Piala Dunia 2014, selain juga diadopsi Bundesliga di Jerman dan Serie A di Italia.

Presiden UEFA Michel Platini menentang penggunakan teknologi garis gawang dengan menyebutnya akan membuat sepak bola kehilangan unsur manusiawinya dan membuka Kotak Pandora untuk penggunaan teknologi lainnya, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016