Jujur kami terkejut dengan pemberitahuan dari Polri itu ..."
Sukabumi (ANTARA News) - Keluarga tidak percaya Siadih Fitriana (28) warga asal warga Kampung Ciutara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terduga teroris yang ditangkap anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) di Depok.

"Kami baru tahu bahwa Siadih warga Desa Pondokkaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, ditangkap oleh polisi setelah ada surat pemberitahuan dari Mabes Polri, tapi kami tidak percaya bahwa kakak saya ini bergabung dengan jaringan teroris," kata adik Siadih, Neti Kusmawati, di Sukabumi, Sabtu.

Menurut dia, kakaknya itu memang orang yang jarang bergaul dan pendiam, tetapi jika bergabung dengan jaringan teroris belum meyakininya.

Selain itu, ia mengemukakan, sang kakak yang anak kelima dari enam bersaudara ini dikenal baik di dalam keluarga maupun lingkungan, apalagi setiap ada kegiatan keagamaan selalu hadir.

Banyak tetangga, menurut dia, juga tidak percaya atas dugaan Siadih menjadi tersangka teroris yang ditangkap oleh anggota Densus 88 Mabes Polri.

Tetapi, pihaknya keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian, agar Siadih bisa diperlakukan secara adil sesuai hukum yang berlaku jangan sampai kakaknya itu diperlakukan secara semena-mena.

"Jujur kami terkejut dengan pemberitahuan dari Polri itu, apalagi informasinya kakak saya ini mempunyai banyak nama samaran," ujarnya.

Adapun nama samaran Siadih yang diungkap oleh pihak kepolisian, yakni alias Adi, alias Ceking, alias Memet dan alias Doni Alamsyah.

Polisi saat penangkapan Siadih di Depok, Jawa Barat, menemukan sekaligus menyita barang bukti yang menunjukan terduga teroris tersebut sudah menyiapkan berbagai alat untuk melakukan gangguan dan merusak objek vital dan fasilitas umum.

Kepala Desa Pondokkaso Landeuh, Ato Nurwanto, membenarkan bahwa Siadih merupakan warga desa tersebut ini berdasarkan catatan pemerintah desa yang bekerja di luar Sukabumi.

Selama ini, dikemukakannya, Siadih dikenal dengan sosok pendiam dan jarang bergaul, sehingga tampak berbeda dengan pemuda lain di kampungnya.

"Memang benar terduga tersebut atas nama Siadih merupakan warga kami, tetapi kami akan melakukan koordinasi dengan pihak musyawarah pimpinan kampung (muspika) terkait dugaan ini," katanya menambahkan.

Pewarta: Aditya A. Rohman
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016