Sebelum membaca lebih dalam tentang buku "Cerita 18+", sekilas orang akan bertanya-tanya dalam hati. Hal ini bisa dimaklumi.

Pasalnya, paradigma umum yang ada di tengah masyarakat yang menunjukkan pergeseran perubahan kehidupan dari seorang anak menjadi dewasa adalah 17+, bukan 18+. Akan tetapi, setelah membaca buku ini, ternyata tidak ada kaitanya sama sekali.

"Cerita 18+", buku yang diterbitkan Antara Publishing ini merupakan tulisan 40 peserta Kursus Dasar Pewarta (Susdape) Angkatan 18 tahun 2014 dengan editor Dadan Ramdani dan Teguh Priyanto. Buku ini berisi kisah-kisah menarik tentang permasalahan Ibu Kota maupun nasional yang menggambarkan secercah optimisme dan harapan warga di tengah hiruk pikuk dan kepadatan Kota Jakarta.

Di mata editor, Susdape 18 mempunyai keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan susdape sebelumnya, yang umumnya hanya menyampaikan kesan selama pelatihan lewat lisan maupun video pendek saat wisuda. Namun, peserta Susdape 18 mampu menghadirkan karya jurnalistiknya yang disajikan dalam sebuah buku.

Para penulis memberi judul buku ini dengan "Cerita 18+", dan masih ada sambungan kalimat di belakang judulnya, yakni "Bianglala Jakarta di Mata Pewarta Muda ANTARA" yang berarti menunjukkan keragaman kehidupan di Ibu Kota.

Terlepas dari judulnya, isi buku ini mempunyai kemiripan dengan buku lain yang juga pernah diterbitkan oleh Antara Publishing Tahun 2010, yakni buku "Kisah-Kisah Inspiratif Anak Bangsa" yang merupakan kumpulan tulisan spektrum dan pumpunan periode 2000--2010.

Bedanya, buku "Kisah-Kisah Inspiratif Anak Bangsa" dilengkapi dengan foto-foto jurnalistik yang terkait dengan tema, sedangkan buku "Cerita 18+" tidak ada. Namun, catatan singkat biografi penulis disertakan dan diletakkan di akhir buku.

Didahului dua pengantar, buku setebal 214 halaman yang diterbitkan tahun 2015 dikelompokkan dalam empat tema untuk mengerucutkan isi tulisan.

Keempat tema yang dikelompokkan oleh penyusun, yakni Gairah Hidup, Sebuah Kamar Kreativitas, Rangsangan Semangat Hidup, dan Penetrasi Lingkungan. Pastinya tulisan ini diambil dari peristiwa yang terjadi di lapangan dengan pengamatan serta mewawancarai narasumber secara langsung.

Tema Gairah Hidup bercerita tentang indahnya kreasi jiwa seni anak muda yang memiliki preferensi sendiri dalam menentukan hidupnya. Sebuah kelompok dibentuk untuk menunjukkan eksistensinya mendukung sang idola.

Sebut saja "Forsa" sebuah organisasi yang dibentuk para fans Rhoma Irama untuk membantu sang idola dan grup Soneta dalam misi dakwahnya.

Ada pula cerita tentang kegilaan anak muda pada alat pemutar musik yang dinamakan piringan hitam (PH) yang pada zaman sekarang bisa dikatakan sebagai barang antik. Selain hobi, ternyata PH juga bisa membuka peluang bisnis yang relatif cukup menjanjikan.

Kalau anak muda selalu mengekspresikan jiwa mudanya dengan gayanya sendiri, dalam tema yang sama justru Hartati Susi Ningsih (37) seorang ibu merasa pasrah dan membiarkan kecerian anaknya direnggut oleh alat komunikasi yang disebut dengan "smartphone". Daripada bermain dengan teman sebayanya, sang anak lebih memilih main game selepas pulang sekolah pukul 12.00 sampai magrib.

Pada tema Kamar Kreatif, disajikan sejumlah karya anak negeri yang mampu memberi inspirasi kepada siapa pun, antara lain jasa penitipan hewan yang mempunyai fasilitas ala hotel, alutsista lokal rasa internasional, dan pengembangan motor berbahan bakar gas.

Memang tidak semua kisah kreatif ini menyajikan hal-hal yang berbau teknologi. Abdul Kodir sang penjaga konservasi Sungai Ciliwung contohnya. Sepak terjangnya sungguh mengagumkan. Pada saat sebagian bantaran Sungai Ciliwung diubah menjadi perumahan, dia justru mempertahankan lahan milik keluarganya untuk dijadikan pengembangan plasma nutfah asli Condet.

Tekad menghentikan kerusakan daerah aliran sungai (DAS), Abdul Kodir menggandeng warga asli Condet lainnya dengan membentuk komunitas pada tahun 2004.

Bila Abdul Kodir berkreativitas lewat penyelamatan lingkungan, lain halnya dengan Fikri warga pamulang yang gemar memodifikasi vespa dengan "sespan" (bak tambahan tempat duduk di samping). Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. Namun, kreasi yang dihasilkan bisa memberi kepuasan tersendiri.

Tempaan alam kadang membuat manusia menjadi lebih kuat dan tangguh dalam menjalani hidup. Semua ini diperlukan ketabahan untuk menjalani seperti tulisan yang dikelompokkan dalam tema Rangsangan Semangat.

Kelompok ini menceritakan ketangguhan, kesabaran, dan ketabahan perjuangan seseorang dalam menjalani hidup yang kadang dianggap langka, bahkan pada bagian tulisan lain diceritakan semangat orang tua ketika mendidik anaknya. Figur yang hebat tersebut adalah Desmita (53), ibu tiga anak yang membesarkan salah satu anaknya menderita autis.

Yang mengesankan dari Ny. Desmita bukannya masalah ekonomi yang mengimpit, melainkan kesabaran dan ketegaran usahannya menjalani terapi untuk kesembuhan sang buah hati. Dibutuhkan semangat besar meskipun kadang hatinya menangis saat membawa ke dokter karena sopir angkut yang disetop tidak ada yang mau berhenti takut anaknya mengganggu penumpang yang lain.

Jalan panjang perjuangan Desmita untuk kesembuhan anaknya berbuah manis ketika memasuki usia 13 tahun kondisinya sudah membaik dan bisa masuk sekolah regular.

Di bagian akhir pada tema Penetrasi Lingkungan, menampilkan tulisan-tulisan yang menggambarkan usaha mendambakan udara bersih dan sehat di Jakarta, misalnya Segarnya Udara di Waduk Pluit Jakarta dan Berebut Oksigen di Langit Jakarta.

Sudah tentu, tidak semua tulisan bisa disampaikan di sini, masih ada cerita-cerita lain yang bisa membawa pembaca mengetahui sisi-sisi kehidupan yang kadang tidak tahu atau bahkan tidak peduli sama sekali.

Gairah hidup yang tidak pernah padam akan membawa seseorang berkreativitas untuk menemukan sebuah inovasi baru, tentu semua diperlukan semangat tinggi untuk menjalaninya.

*) Penulis adalah Asisten Manajer Riset Data & Analisis Perum LKBN Antara

Oleh Agus Sunarto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016