Brussels (ANTARA News) - Wali kota di pesisir Belgia mengumumkan rencana pelarangan pencari suaka berenang di kolam renang kota setelah dua laporan mengenai perilaku tak pantas, demikian laporan media setempat pada Senin (25/1).

Seorang pria Irak berusia 23 tahun ditangkap dan ditahan paada 23 Januari karena dituduh melecehkan anak perempuan umur 10 tahun di kolam renang di Koksijde, beberapa kilometer dari perbatasan Prancis-Belgia, kata harian Flemish, Het Nieuwsblad, mengutip Menteri Imigrasi Federal Theo Francken.

Satu kejadian lagi dilaporkan terjadi pada awal pekan lalu menurut surat kabar tersebut mengutip Wali Kota Marc Vanden Bussche.

"Saya kira berenang tidak terlalu penting untuk para pencari suaka. Di sisi lain, keselamatan warga saya sangat penting," kata wali kota itu seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Badan Imigrasi Belgia Fedasil melakukan kampanye di kalangan pencari suaka untuk mengingatkan mereka agar berperilaku pantas.

Menurut lembaga penyiaran Flemish VRT, Menteri Imigrasi Francken berpendapat Belgia perlu melakukan "tindakan tegas terhadap pelaku pelanggaran integritas fisik, terutama terhadap anak perempuan".

Francken mengatakan negara bagian Belgia tersebut akan menyusun dokumen yang akan ditandatangani oleh pencari suaka, di mana mereka akan menyampaikan komitmen bahwa "mereka menerima nilai-nilai demokrasi dan supremasi hukum", "kesetaraan antara pria dan perempuan", serta "pemisahan gereja dan negara".

Namun, ketika berbicara di sisi kegiatan partai politik N-VA pada Minggu (24/1), Francken mengatakan ia berpendapat bahwa tidak bijaksana "menghukum" semua pencari suaka berdasarkan tindakan yang diduga dilakukan oleh dua orang.(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016