Jenewa (ANTARA News) - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus Zika, yang dibawa nyamuk dan diduga menjadi penyebab kerusakan otak bayi di Brasil, kemungkinan menyebar ke seluruh negara di Amerika kecuali Kanada dan Cile.

Belum ada laporan tentang virus Zika di Amerika Serikat, kata badan itu pada Senin, meskipun terdapat seorang perempuan, yang jatuh sakit karena virus itu di Brasil, melahirkan bayi dengan kerusakan otak di Hawai.

Kementerian Kesehatan Brasil pada November memastikan virus Zika menyebabkan cacat janin, yang dikenal dengan mikrosefali, yakni bayi dilahirkan dengan ukuran otak lebih kecil.

Brasil melaporkan 3.893 kejadian diduga mikrosefali, kata WHO, pada Jumat, dengan 30 kali lebih dari yang dilaporkan setiap tahun sejak 2010.

Penyakit itu menyebar dengan cepat hingga ke 21 negara dan wilayah di kawasan itu sejak Mei 2015 karena kurangnya kekebalan tubuh di antara warga dengan prevalensi nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus Zika, kata WHO dalam pernyataannya.

Bukti tentang jalan penularan lain masih terbatas.

"Zika telah diisolasi dalam air mani manusia dan satu kejadian yang memungkinkan penularan seksual orang-ke-orang. Bagaimanapun, lebih banyak bukti diperlukan untuk memastikan apakah hubungan seksual merupakan sarana penularan Zika," katanya.

WHO menuturkan bahwa pada saat ini tidak ada bukti Zika ditularkan ke bayi melalui ASI.

Badan itu menyarankan perempuan hamil, yang berencana bepergian ke daerah tempat Zika beredar, berkonsultasi ke penyedia layanan kesehatan sebelum bepergian dan kembali.

WHO mengatakan Zika dalam sejarahnya terjadi di beberapa bagian wilayah Afrika, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Tapi itu biasanya penyakit ringan dan ada sedikit data ilmiah tentang penyakit itu, jadi belum jelas mengapa virus itu dapat menyebabkan mikrosefali di Brasil.

Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan kepada dewan eksekutif WHO bahwa dia telah meminta kepala WHO di Amerika, Carissa Etienne untuk mengadakan pertemuan dewan akhir pekan ini untuk menanggapi wabah itu.

"Meskipun tidak ada hubungan sebab akibat antara infeksi Zika dalam kehamilan dan mikrosefali, namun saya harus menekankan, belum dipastikan, bukti masih dugaan dan sangat mengkhawatirkan," kata Chan.

"Peningkatan gejala neurologis terjadi di beberapa negara bertepatan dengan kedatangan virus, menambah kekhawatiran," katanya, seperti dilaporkan Reuters.
(Uu.M052)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016