Untuk domestik, tata niaga domestik termasuk di bidang pangan. Akan tetapi juga mencakup logistik antar kepulauan dan antar daerah,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan pada tahun 2016 akan fokus pada percepatan pembenahan tata niaga domestik salah satunya terkait masalah pangan dan juga sistem logistik antar pulau serta antardaerah untuk memperlancar perdagangan dalam negeri.

"Untuk domestik, tata niaga domestik termasuk di bidang pangan. Akan tetapi juga mencakup logistik antar kepulauan dan antar daerah," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Thomas mengatakan bahwa khusus untuk rantai pasok yang panjang di dalam negeri, akan menjadi salah satu poin yang akan diperhatikan oleh Kementerian Perdagangan. Selain itu, yang akan diperhatikan juga adalah terkait dengan lonjakan harga pangan yang terjadi secara tiba-tiba pada 2015 dan awal tahun 2016.

"Soal rantai pasok yang panjang, tentunya menjadi keprihatinan saya. Namun, tantangan itu sudah ada sejak 10 tahun lalu. Sementara harga pangan baru melonjak secara mendadak pada 2015 dan di awal 2016. Jadi itu akan menjadi perhatian kita, mengapa pada waktu tersebut harga pangan baru melonjak," kata Thomas.

Thomas menjelaskan, salah satu langkah yang akan diambil oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan melonjaknya harga pangan tersebut salah satunya dengan menyiapkan Peraturan Presiden yang akan memberikan kewenangan Perum Bulog untuk memperlebar cakupannya untuk komoditas strategis seperti jagung, kedelai dan lainnya.

"Jadi akan memperlebar cakupan Bulog diluar beras, akan tetapi dengan adanya gejolak El Nino saat ini Bulog harus kerja keras di tugas utamanya, yakni beras. Jangan sampai Bulog sibuk kemana-mana, sehingga tugas diperberasan terbengkalai," ujar Thomas.

Thomas menjelaskan, terkait dengan kenaikan harga pangan tersebut merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya Kementerian Pertanian yang mengurus masalah produksi dan juga Kementerian Perdagangan, akan tetapi seluruh tim ekonomi pada Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan harga adalah beras, berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, untuk harga rata-rata beras medium di tingkat nasional, tercatat pada Selasa (26/1), mencapai Rp10.904,55 per kilogram, yang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada Selasa (29/12) atau akhir Desember 2015 lalu, harga sebesar Rp10.748,14 per kilogram.

Sementara berdasarkan data Perkembangan Harga Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat Kemendag, pasokan rata-rata beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada 2016 hingga 18 Januari tercatat sebesar 3.186 ton per hari.

Pasokan tersebut mengalami kenaikan sebesar 17,61 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebanyak 2.709 ton per hati.

Stok beras yang ada di PIBC pada 18 Januari 2016 mencapai 48.278 ton, yang mencukupi untuk kebutuhan DKI Jakarta selama kurang lebih 16 hari kedepan. Stok tersebut mengalami kenaikan sebesar 60,93 persen apabila dibandingkan dengan stok normal pada hari biasa.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016