Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menyatakan pengendalian harga bahan pokok termasuk pangan akan mengedepankan langkah pemenuhan atau suplai dan permintaan tanpa meredam mekanisme pasar yang berjalan.

"Naik turunnya harga itu merupakan sinyal pasar. Kita tidak ingin menciptakan kekakuan yang meredam sinyal dari pasar, tapi lebih ke tindakan apa yang bisa diambil ketika perkembangan harga tidak menggembirakan," kata Thomas, dalam jumpa pers mengenai Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Rabu.

Thomas menjelaskan, jika ada perkembangan harga yang tidak menggembirakan atau dinilai terlalu tinggi, maka langkah yang akan diambil oleh Kementerian Perdagangan adalah bisa dengan memberikan insentif atau juga operasi pasar oleh Perum Bulog.

"Atau sebaliknya jika harga terlalu rendah, yang berarti kelebihan pasokan. Bisa dilakukan dengan menyerap lebih banyak dan harus dipastikan kapasitas gudang mencukupi," ujar Thomas.

Menurut Thomas, terkait dengan pergudangan dan sistem pergudangan tersebut saat ini pemerintah sedang mempersiapkan atau memulai pembangunan gudang-gudang itu. Namun, dia mengakui bahwa pembangunan gudang itu akan memakan waktu yang tidak sebentar.

Sementara untuk prosedur terkait harga acuan, Thomas menambahkan, baik untuk batas harga yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi, mekanismenya akan dibawa pada Rapat Koordinasi Perekonomian dengan melibatkan semua kementerian dan lembaga dan menyerap seluruh aspek dari para pemangku kepentingan.

Salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan harga adalah beras, berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, untuk harga rata-rata beras medium di tingkat nasional, tercatat pada Selasa (26/1), mencapai Rp10.904,55 per kilogram, yang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada Selasa (29/12) atau akhir Desember 2015 lalu, harga sebesar Rp10.748,14 per kilogram.

Sementara berdasarkan data Perkembangan Harga Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat Kemendag, pasokan rata-rata beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada 2016 hingga 18 Januari tercatat sebesar 3.186 ton per hari.

Pasokan tersebut mengalami kenaikan sebesar 17,61 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebanyak 2.709 ton per hari.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016