Bandung (ANTARA News) - Salah satu peneliti bidang instrumentasi (teknologi EEG) dari Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI mengatakan belum bisa menilai kebenaran inovasi lengan robot Tawan sebab perlu dibuktikan secara keilmuan dan memerlukan waktu.

"Kami di LIPI tentu saja sangat menghargai inovasi, namun inovasi yang canggih dari Tawan perlu pembuktian terutama letak elektroda dan cara pengolahan sinyal," katanya di Bandung, Rabu.

Menurut Arjon, teknologi EEG merupakan teknologi canggih yang terbilang rumit. Untuk menggerakkan robot dengan pikiran, konsentrasi sangat dibutuhkan.

"Bagian otak yang berperan dalam konsentrasi ada di bagian depan. Walaupun begitu, gerakan robot dengan teknologi EEG perlu melibatkan berbagai bagian otak, seperti motorik ada di bagian kanan dan penglihatan di belakang," ujar dia.

Sedangkan pengolahan sinyal, lanjutnya, sinyal dari otak itu ibarat jarum di tumpukan jerami. Artinya, sulit ditangkap dan banyak sampahnya sehingga harus diolah dulu.

"Butuh akurasi tinggi dalam pengolahan agar dapat membuat gerakan halus," ujar dia.

Terkait dengan robot lengan Tawan, Arjon mengatakan perlu pembuktian sesuai dengan kaidah riset yang ada. Apalagi gerakan robot lengan Tawan sangat halus seperti yang ditayangkan di youtube atau televisi.

Sebelumnya ramai diberitakan bahwa temuan robot lengan karya I Wayan Sumardana (Tawan) dari Bali yang berfungsi menggantikan fungsi lengan dan konon bisa digerakkan dengan sinyal dari otak, yang konon merupakan aplikasi teknologi electroencephalography (EEG).

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016