Tokyo, Jepang, (ANTARA News) - Analisa citra satelit memberikan kesan bahwa Korea Utara kemungkinan sedang mempersiapkan peluncuran misil balistik jarak jauh, kata kantor berita Kyodo Jepang pada Kamis yang mengutip sebuah sumber pemerintah Jepang.

Menurut AFP, citra satelit yang dikumpulkan pada beberapa hari belakangan ini memberikan kesan bahwa peluncuran dari wilayah Dongchang-ri yang berada di bagian barat dapat dilakukan dalam waktu kurang lebih satu minggu, ujar Kyodo.

Sementara laporan itu tidak memberikan rincian mengenai sumber analisa itu. Sekutu keamanan Jepang, Amerika Serikat, secara rutin mengawasi Korea Utara dari luar angkasa sementara Jepang memulai pengawasannya dengan satelit yang dimulai pada 2003.

Juru bicara kementerian pertahanan Korea Selatan, Kim Min Seok menolak untuk mengkonfirmasi maupun menyangkal laporan tersebut, dan mengatakan pihak kementerian tidak akan memberi komentar terkait persoalan intelijen.

Akan tetapi dia menambahkan bahwa pihak militer Korea Selatan sedang memantau tanda-tanda peluncuran misil jarak jauh apapun.

Laporan itu muncul pada saat komunitas internasional mendiskusikan sanksi-sanksi lebih jauh terhadap Pyongyang karena mereka melakukan uji coba nuklir yang keempat pada awal bulan ini.

"Langkah yang dilakukan negara tertutup itu dapat ditujukan untuk merendahkan dewan (keamanan PBB) beserta segala rencana di antara mereka untuk memperketat sanksi-sanksi atas uji coba nuklir terbarunya," ujar Kyodo dalam laporannya.

Washington mendorong sebuah respon PBB yang kuat, termasuk meningkatkan sanksi untuk menanggapi ledakan senjata nuklit keempat Korea Utara.

Namun Tiongkok yang merupakan pelindung diplomatis dan rekan ekonomi utama Korea Utara merasa enggan meningkatkan sanksi, meskipun hubungan mereka menjadi lebih tegang dalam beberapa tahun terakhir saat kesabaran Beijing mulai menipis dikarenakan ambisi senjata nuklir negara tetangganya itu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry bertemu dengan timpalannya dari Tiongkok, Wang Yi di Beijing pada Rabu dan mengatakan mereka telah sepakat untuk melakukan usaha-usaha yang dipercepat dan mencoba untuk menyelesaikan perbedaan mereka dalam mencari penyelesaian yang baru.

Namun Kerry yang mengatakan senjata nuklir Korea Utara menimbulkan ancaman yang besar bagi seluruh dunia itu memahami bahwa keduanya belum sepakat tentang sejauh mana apa yang akan mereka lakukan maupun katakan.

(Ian/KR-MBR/G003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016