Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengintegrasikan pengawetan ikan nelayan dalam satu area, sehingga tidak hanya menggunakan es balok, pengawetan juga dilakukan menggunakan garam.

"Kebutuhan nelayan untuk pengawetan itu ada dua, es balok dan garam. Es itu mengawetkan ikan ketika nelayan di laut dan ketika di darat diawetkan dengan garam," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto di Jakarta, Senin.

Untuk itu, Kemenperin akan membuat lahan pengolahan garam yang berdampingan dengan pabrik es balok di dekat penangkapan ikan.

Sudarto, pemilik paten ID P0033348 tentang pembuatan garam menggunakan media isolator menyampaikan, selain sebagai pengawet ikan, lahan garam yang dibangun juga bermanfaat untuk memperpanjang titik beku es balok.

"Jadi, air bitten (untuk pencucian garam) jika dicampur pada cairan es balok, titik bekunya meningkat dari minus 4 derajat celcius menjadi minus 10 derajat celcius," ujar Sudarto.

Sehingga, lanjutnya, es balok tersebut membeku lebih lama dari sebelumnya, yang dapat memperpanjang masa pengawetan ikan saat nelayan melaut selama tiga atau empat hari.

Rencana pembangunan lahan garam tersebut akan dilakukan di 13 daerah, yang juga sudah berdiri pabrik es balok, yakni Sumatera Barat, Madura-Jawa Timur, Bengkulu, Pamekasan-Madura dan Lampung Selatan.

Selain itu, Tuban, Lamongan, Pariaman-Sumatera Barat, Minahasa Selatan, Ambon, Donggala-Sulawesi Tengah, Baubau-Sulawesi Tenggara dan Kupang.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016