Kami dukung sepenuhnya Indonesia mencapai target penurunan emisi dengan bantuan yang luas,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana total 30 juta dolar AS untuk membantu proyek restorasi gambut dan pengembangan pembangkit listrik biogas dari limbah pabrik kelapa sawit.

"Kami dukung sepenuhnya Indonesia mencapai target penurunan emisi dengan bantuan yang luas," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O Blake dalam keterangan pers Festival Iklim di Jakarta, Senin.

Menurut dia, inisiatif pertama adalah Berbak Green Prosperity Project senilai 17 juta dolar AS yang akan membantu merestorasi hidrologi hutan rawa gambut di Provinsi Jambi.

"Restorasi sistem ini pada akhirnya akan membantu mengurangi prevalensi kebakaran gambut di daerah tersebut," katanya.

Proyek Berbak itu, kata Blake, juga akan menyediakan pelatihan untuk meningkatkan produksi pertanian setempat serta memfasilitasi sertifikasi petani kelapa sawit kecil dan sistem energi terbarukan dari limbah pabrik kelapa sawit berbasis masyarakat.

Inisitif kedua, lanjut dia, berupa kesepakatan senilai 13 juta dolar AS dengan tiga pabrik kelapa sawit di Provinsi Riau untuk pembangkit tenaga biogas yang menggunakan limbah pabrik kelapa sawit dan membantu petani swadaya kecil di tiap basis pasokan pabrik guna mendapatkan sertifikasi RSPO.

"Diharapkan dapat menghasilkan 3 megawatt energi terbarukan dari biogas atau setara dengan pasokan listrik untuk 9.000 rumah di perdesaan, menangkap 117.000 tCO2e per tahun atau setara dengan emisi dari 785 juta kilometer perjalanan per tahun, dan untuk meningkatkan produktivitas serta tata kelola manajemen 2.000 petani swadaya kecil," ujar Blake.

Menurut dia, kedua program tersebut akan diimplementasikan oleh institusi Indonesia, Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia), hanya sebagian dari seluruh dukungan pemerintah AS terhadap komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon serta melindungi lahan gambut yang rentan.

Selain proyek-proyek tersebut, Amerika Serikat melalui Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID), baru-baru ini meluncurkan proyek baru untuk mengatasi perubahan iklim dan mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi sebanyak 29 persen pada tahun 2030.

USAID akan bermitra dengan pemerintah Indonesia untuk membantu melindungi dan mengelola secara berkesinambungan 8,4 juta hektare hutan dan lahan gambut yang dapat berperan sebagai penyerap karbon.

Selain itu, USAID akan membantu menghapus 4,5 ton emisi gas rumah kaca dan memanfaatkan 800 juta dolar AS yang berasal dari investasi sektor swasta dalam energi bersih untuk lima juta warga negara.

USAID juga akan membantu melindungi masyarakat setempat dari efek perubahan iklim dan cuaca yang lebih ekstrem dengan membantu pemerintah nasional dan provinsi mengimplementasikan strategi-strategi untuk adaptasi terhadap perubahan iklim secara efektif.

Selain program-program tersebut, pada tahun 2015, USAID juga telah berinvestasi lebih dari 38 juta dolar AS untuk prakarsa lingkungan.

"Untuk ke depannya, kami telah berencana untuk berinvestasi sebesar 47 juta dolar AS untuk konservasi hutan dan perencanaan penggunaan lahan, 24 juta dolar AS untuk kebijakan penggunaan lahan dan advokasi konservasi, 19 juta dolar AS untuk adaptasi terhadap perubahan iklim, 19 juta dolar AS untuk energi bersih, serta lima juta dolar AS untuk penelitian hutan," katanya.

Menurut dia, program-program itu adalah cerminan komitmen AS untuk bermitra dengan Indonesia guna melawan penyebab perubahan iklim serta membantu Indonesia mencapai sasarannya untuk mengurangi emisi pada masa depan.

Pewarta: Virna P. Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016