Jika pendidikan sebagai landasan utama membangun negara ini tidak mendapat perhatian, maka rasa akan sulit bagi bangsa ini untuk bangkit dan maju bersaing dengan negara-negara lain."
Kuala Pembuang, Kalteng (ANTARA News) - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) menyoroti masalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia yang jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia.

"Pendidikan kita masih jauh dari harapan, padahal dulu banyak negara masih jauh di bawah Indonesia, bahkan negara seperti Malaysia banyak belajar ke Indonesia, tapi sekarang kualitas pendidikan mereka lebih baik daripada kita," kata Perwakilan APKASI Saud El Hujja di Kuala Pembuang, Senin.

Ia mengatakan, kurang memadainya kualitas pendidikan juga telah menyebabkan berbagai bidang dan sektor di tanah air jadi jauh tertinggal dari negara-negara lain.

"Sebaliknya, lewat pendidikan berkualitas akan melahirkan manusia-manusia berkualitas yang pada akhirnya membawa kemajuan berbagai sektor dan bidang bagi suatu negara," katanya.

Menurutnya, masalah kualitas pendidikan telah lama menjadi permasalahan bangsa yang kini dihadapi pemerintah, temasuk pemerintah di banyak daerah di Indonesia.

"Namun kita tidak bisa hanya mengharapkan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut," katanya.

Ia menambahkan, sebagai organisasi non pemerintah, APKASI menyadari bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga masa depan bangsa serta menjadi fondasi kuat di tengah sengitnya persaingan regional dan global.

Oleh karena itu, APKASI bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN) berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan menggelar workshop kepada guru-guru di daerah, khususnya untuk mata pelajaran yang selama ini menjadi momok bagi sebagian besar anak didik yaitu matematika.

"Jika pendidikan sebagai landasan utama membangun negara ini tidak mendapat perhatian, maka rasa akan sulit bagi bangsa ini untuk bangkit dan maju bersaing dengan negara-negara lain," katanya.

Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016