Kapal Sabuk Nusantara 55 kandas di perairan Pamalikan, Kecamatan Pulau Sembilan, akibat angin kencang dan gelombang setinggi dua meter."
Kotabaru (ANTARA News) - Sedikitnya 20 unit kapal Penges dikerahkan untuk menarik kapal perintis Sabuk Nusantara 55 milik perusahaan PT Pelayaran Nasional Indonesia yang kandas sejak Minggu (31/1) di perairan Pamalikan, Pulau Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

"Kapal Sabuk Nusantara 55 kandas di perairan Pamalikan, Kecamatan Pulau Sembilan, akibat angin kencang dan gelombang setinggi dua meter," kata Sekretaris Kecamatan Pulau Sembilan Andi Zainuddin, di Kotabaru, Selasa.

Dia menjelaskan, rencananya sekitar pukul 23.00 Wita kapal penges milik pengusaha ikan di dua desa, Desa Tengah dan Teluk Sungai dikerahkan menarik kapal perintis Sabuk Nusantara 55 yang melakukan pelayaran perdana itu.

"Karena sore tadi, badan kapal mulai goyang, dan mudah-mudahan setelah ditarik kapal bisa terlepas dari kandasnya," terang dia.

Kepala SMAN Pulau Sembilan Palawagau, menambahkan, lebih dari 50 jiwa warga Pulau Sembilan sudah menunggu kapal Sabuk Nusantara 55 untuk ikut berlayar ke Kotabaru.

"Tetapi sayang, kapal perintis yang baru diopoerasikan tersebut kandas dan belum bisa ditarik," kata dia.

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis, mengatakan, ia bersama jajaran legislatif di komisi yang dipimpinnya melakukan konsultasi ke Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI di Jakarta yakni mendesak pembangunan sarana penunjang transportasi laut di Kotabaru.

"Alhamdulillah sejak awal tahun Kapal Sabuk Nusantara 55 telah beroperasi melayani pelayaran masyarakat Kotabaru dengan rute Majene-Kotabaru-Batulicin-Marabatuan-Maradapan dan Matasirih pergi pulang (PP)," kata Syairi.

Namun masih ada hal yang menjadi kendala bagi masyarakat yakni, aktivitas bongkar muat khususnya di daerah Maradapan dan Matasiri harus dilakukan di tengah laut, karena keberadaan dermaga yang belum ada. Hal ini sangat menyulitkan masyarakat.

Sehubungan dengan situasi tersebut, legislatif mendesak kepada pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Laut di Jakarta meminta sekaligus mendesak agar proses pembangunan dermaga di dua daerah tersebut yang mandeg hingga saat ini segera dilanjutkan.

Bersamaan itu, politisi Partai PDIP ini mengusulkan kepada PT Pelni selaku operator Kapal Negara Sabuk Nusantara 55 untuk menambah rute pemberhentian yakni kawasan timur Kotabaru yakni Daerah Pamukan yang mencakup Pamukan Utara, Barat dan Selatan.

Pasalnya, masyarakat di daerah tersebut juga sangat mengharapkan adanya sarana transportasi yang aman dan memenuhi standar keselamatan, mengingat relatif kerapnya kecelakaan pelayaran terlebih jika musim gelombang besar.

Hal tersebut disampaikan mengingat kekhawatiran masyarakat sebagaimana kejadian di penghujung 2015 lalu terjadi kapal nelayan yang mengangkut bahan makanan dari Pulau Sembilan ke ibu kota Kabupaten Kotabaru tenggelam karena gelombang tinggi meski tidak sampai menelan korban jiwa.

Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016