Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Masyarakat Kalimantan Tengah diminta mewaspadai cuaca buruk berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang yang berpotensi terjadi.

"Peringatan dini, waspada hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir atau angin kencang di hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni rilis prakiraan cuaca harian di Sampit, Selasa.

Prakiraan ini berlaku mulai pukul 07.00 WIB pada Rabu (3/2) hingga pukul 07.00 WIB pada Kamis (4/2). Namun ini bukan peringatan dini pertama yang disampaikan BMKG. Sudah beberapa kali peringatan dini dikeluarkan terkait meningkatnya potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang.

Sepanjang Januari hingga awal Februari ini, di Sampit sudah beberapa kali terjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang. Masyarakat pun waswas ketika cuaca buruk melanda, terlebih saat malam hari. Apalagi, hujan deras disertai petir dan angin kencang itu kerap kali diikuti padamnya aliran listrik.

Seperti pada Jumat (29/1) malam lalu, Sampit dilanda hujan deras disertai petir dan angin kencang. Kondisi itu sejalan dengan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG satu hari sebelumnya terkait potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang.

"Saya selalu takut kalau hujan deras disertai petir dan angin ribut karena biasanya tidak berapa lama listrik akan mati. Itu sudah bisa ditebak. Kasihan kami yang punya anak kecil jadi susah karena anak menjadi rewel," kata Yati, salah seorang warga.

Saat ini sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah masih mengalami musim penghujan, diperkirakan hingga April. Cuaca buruk harus diwaspadai karena di musim seperti sekarang, cuaca bisa berubah dalam waktu singkat dan bisa mengancam keselamatan.

Sementara itu, cuaca Sampit berdasarkan prakiraan cuaca oleh BMKG pada Rabu pagi hingga Kamis pagi berpotensi hujan disertai guntur. Angin bertiup dari Barat sampai Timur dengan kecepatan 0,5 hingga 15 km/jam. Tinggi gelombang laut di perairan Kalimantan dan Jawa rata-rata 0,5 hingga 1,5 meter.

Pewarta: Norjani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016