Yogyakarta (ANTARA News) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akan mengusulkan penetapan pendiri organisasi mahasiswa tersebut, Lafran Pane, sebagai pahlawan nasional melalui Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Sosialisasi untuk pengajuan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan cukup lama, di antaranya melalui seminar. Sudah ada 22 kali seminar dilakukan di 18 provinsi," kata Ketua Panitia Pengusulan Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional Akbar Tandjung di sela pertemuan dengan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan pengusulan penetapan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional dilakukan melalui Kota Yogyakarta yang merupakan basis perjuangan dan tempat tokoh yang lahir di Padang Sidempuan pada 5 Februari 1922 itu membentuk organisasi HMI.

Organisasi yang kini berkembang menjadi organisasi mahasiswa besar itu dibentuk tanggal 5 Februari 1947 tepat pukul 16.00 WIB di tengah perkuliahan di Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta.

Pembentukan organisasi itu ditujukan untuk mempertahankan kemerdekaan dan meningkatkan derajat rakyat Indonesia serta meneguhkan dan mengembangkan ajaran Islam.

Tokoh-tokoh organisasi itu menempati jabatan penting di lembaga negara seperti menteri, anggota DPR, anggota MPR, hingga wakil presiden.

Selain mendirikan organisasi mahasiswa, Lafran Pane juga aktif dalam gerakan pemuda yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang bermarkas di Menteng 31 Jakarta.

Di dalam gerakan tersebut juga tergabung beberapa pemuda yang kemudian menjadi tokoh penting di Indonesia yaitu Adam Malik, B.M. Diah, Wikana, dan Chairul Saleh.

Oleh karena itu, menurut Akbar, Lafran Pane dinilai memiliki jasa yang cukup banyak dalam perjuangan Indonesia meraih dan mempertahankan kemerdekaan sehingga sangat pantas untuk dijadikan sebagai pahlawan nasional.

Sementara itu, Presidium Keluarga Alumni HMI Mahfud Md. mengatakan bahwa sepak terjang Lafran Pane sangat memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

"Berdasarkan ukuran undang-undang, beliau sangat layak untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Beliau juga sudah banyak dikenal," katanya.

Selain sebagai pejuang, Lafran Pane juga dikenal aktif sebagai akademisi, yaitu menjadi pengajar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

HMI berharap Lafran Pane pada tahun ini bisa memperoleh gelar sebagai pahlawan nasional. Saat ini, sudah ada 163 pahlawan nasional yang ditetapkan.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan bahwa pemerintah kota akan mendukung upaya penetapan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional.

"Kami akan tindak lanjuti dengan memenuhi berbagai syarat yang ditetapkan, kemudian diusulkan ke pusat melalui Pemerintah DIY," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016