Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data ketenagakerjaan AS yang buruk memberikan dukungan terhadap logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 0,2 dolar AS atau 0,02 persen, menjadi menetap di 1.157,70 dolar AS per ounce.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat menunjukkan tingkat pekerjaan yang lebih buruk dari yang diharapkan, ketika total lapangan pekerjaan non pertanian naik 151.000 pada Januari, dan pengangguran turun menjadi 4,9 persen.

Analis mencatat bahwa laporan itu tidak sepenuhnya negatif karena tingkat partisipasi angkatan kerja naik satu persen, sebuah ukuran yang para calon presiden AS telah sebut kekhawatiran berakhir.

Emas mendapat dukungan lebih lanjut ketika Dow Jones Industrial Average AS turun 216 poin, atau 1,32 persen, pada pukul 17.30 GMT.

Para analis percaya ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara sebaliknya ketika ekuitas membukukan keuntungan maka biasanya harga logam mulia turun.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat menunjukkan bahwa defisit perdagangan negara itu melebar menjadi negatif 43,4 miliar dolar AS, lebih buruk dari yang diperkirakan.

Analis mencatat pelemahan di sektor ekspor, karena ekspor turun 0,3 persen menjadi 181,5 miliar dolar AS.

Logam mulia dicegah dari kenaikan lebih lanjut karena indeks dolar AS naik 0,63 persen menjadi 97,16 pada pukul 17.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Perak untuk pengiriman Maret turun 7,2 sen, atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 14,778 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 2,6 dolar AS, atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 903,70 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

(T.A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016