Padang Aro (ANTARA News) - Sekitar 500 hektare tanaman padi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mengalami puso akibat diterjang banjir yang melanda daerah itu pada Senin (8/2). 

Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Solok Selatan, Del Irwan di Padang Aro, Selasa, menyebutkan tanaman padi di tiga kecamatan, yakni Sangir, Sungai Pagu dan Pauh Duo yang tergenang air serta lumpur akibat banjir kemarin tidak dapat dipanen karena rusak.

Dari hitungan sementara, sebutnya, tanaman padi terbanyak yang terendam banjir dan puso berada di Sungai Pagu -- daerah yang terparah dihantam banjir bandang, kemudian di Kecamatan Pauh Duo yang disusul Sangir.

"Jumlah berapa luasan pastinya belum kami peroleh. Kami hari ini kembali mendata ke lapangan," ujarnya.

Puso ini, katanya, akan mempengaruhi pencapaian target produksi gabah kering panen (GKP) tahun ini sebanyak 139.00 ton dengan luas sawah 9.540 hektare. Ia menyebutkan, jika dirata-rata satu hektare sawah mampu menghasilkan 6 ton, setidaknya ada 3.000 ton padi tidak bisa dipanen akibat banjir.

Selain merusak tanaman padi, katanya, air bah akibat luapan sejumlah sungai di kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang itu setelah hujan deras juga menghanyut ribuan ikan kolam masyarakat.

Sementara itu untuk hortikultura, katanya, tanaman jeruk yang berada di sepanjang bantaran sungai Batang Bangko juga mengalami kerusakan akibat diterjang banjir.

Banjir yang melanda Solok Selatan sejak Senin dini hari, merendam sekitar 2.000 rumah warga. Derasnya air sungai juga merusak sejumlah jembatan yang menjadi akses utama masyarakat di sejumlah nagari (desa adat).

"Seperti jembatan yang putus di Sungai Duo, Pauh Duo, yang menyebabkan warga di daerah itu terisolasi karena jembatan itu yang menghubungan dengan daerah lainnya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) setempat, Editorial.

Bukan saja banjir, hujan lebat yang melanda daerah sejak Minggu (7/2), juga mengakibatkan bencana longsor, seperti di Taratak Tinggi, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo. Longsor yang meratakan satu rumah warga itu menyebabkan enam orang penghuni tewas -- lima telah ditemukan, satu dalam pencarian -- dan satu orang lagi selamat.

Tanah longsor juga menimbun jalan utama menuju PT Pekonina Baru. Timbunan tanah setinggi satu meter lebih ini membuat karyawan perusahaan perkebunan teh itu terisolasi. Menurut data pemerintah Nagari Lubuk Gadang Selatan, setidaknya terdapat 150 kepala keluarga yang menghuni kompleks karyawan perusahaan tersebut.

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016