Padang Aro, (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menetapkan tanggap darurat terkait bencana alam, berupa banjir dan longsor, yang melanda daerah itu pada Senin (8/2).

"Tanggap darurat kami tetapkan sejak Senin hingga 14 hari ke depan. Status ini melihat banyaknya infrastruktur yang rusak, sawah yang rusak dan banyaknya masyarakat yang terdampak langsung akibat bencana itu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Editorial, Selasa.

Masa tanggap darurat tersebut bisa diperpanjang 15 hari hingga sebulan jika penanggulangan dampak bencana belum tuntas, katanya.

Ia menyebut, setelah banjir surut pada Senin sore, saat ini masyarakat yang rumahnya tergenang banjir mulai membersihkan lumpur yang mengendap dan potongan kayu-kayu yang yang dibawa air bah akibat luapan sungai tersebut.

Pemerintah setempat mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk membantu masyarakat dalam membersihkan lumpur yang dibawa banjir bandang.

Pantauan Antara di sejumlah lokasi yang terdampak langsung banjir, seperti di Nagari Pasar Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu, masyarakat mulai membersihkan rumahnya dari lumpur dengan peralatan seadanya, seperti cangkul.

Banyak dari mereka yang mengeluarkan perabotan dan peralatan rumah tangga di depan rumah karena tidak sempat diselamatkan ketika banjir melanda.

Sementara di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Pagu, yang turut direndam banjir, Polres setempat mengerahkan sejumlah personel dari Sabhara dan Polantas untuk membersihkan kantor itu dari lumpur.

Para penghuni asrama polisi di Polsek Sungai Pagu juga mulai mengeluarkan barang-barang mereka yang tidak sempat diselamatkan.

Tampak juga murid SMPN 2 Solok Selatan secara bergotong royong membersihkan sekolah mereka dari endapan lumpur.

Editorial menyebutkan, pemerintah telah meminta bantuan warga daerah itu yang memiliki alat berat untuk membantu penanggulangan bencana, seperti melakukan penimbunan jalan nasional yang rusak seperti di daerah Liki, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir.

Sementara terkait upaya pencarian korban tanah longsor di Taratak Tinggi, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauah Duo, hingga Selasa siang belum membuahkan hasil. Namun pemerintah setempat bersama Basarnas, TNI/Polri serta bantuan warga setempat masih melakukan pencarian.

Solok Selatan, kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang, pada Senin dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor. Sekitar 2.000 rumah warga terendam banjir yang datang sekitar pukul 02.00 WIB akibat meluapnya sejumlah sungai setelah hujan lebat mengguyur daerah itu.

Derasnya arus sungai yang meluap menyebabkan setidaknya tujuh jembatan rusak tidak bisa digunakan dan memutus akses masyarakat, jalan terban, rumah warga hanyut, sawah terendam, merusak jaringan irigasi, jaringan PDAM. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa banjir tersebut.

Hujan juga membuat tanah longsor di sejumlah titik. Namun yang terparah di Taratak Tinggi yang menimbulkan korban jiwa sebanyak lima orang, satu dalam pencarian dan satu orang lagi dinyatakan selamat.

Hujan juga membuat sejumlah titik jalan nasional rusak kendati masih bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Tafsiran BPBD setempat kerugian akibat bencana alam itu sebesar Rp60 miliar.

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016