Sarilamak, Sumbar (ANTARA News) - Korban banjir yang berada di Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat (Sumbar), membutuhkan obat-obatan serta pertolongan medis.

"Bukan hanya sembako dan pakaian yang dibutuhkan, tapi juga tenaga medis serta obat-obatan mengingat sebagian masyarakat mulai terserang penyakit," kata Wali Nagari (kepala desa adat) Pangkalan Diswanto saat dihubungi dari Payakumbuh, Selasa.

Ia mengatakan, sebagian masyarakat korban banjir itu mulai mengalami gatal-gatal, akibat dua hari terendam banjir.

"Jika tidak cepat pertolongan tenaga kesehatan dikhawatirkan wabah penyakit diare, penyakit kulit dan lainnya datang menyerang," kata dia.

Pihaknya mendesak Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Pemprov Sumbar untuk memberikan bantuan tenaga medis, obat-obatan, serta makanan siap saji.

Menurutnya, setidaknya ada 2.000 kepala keluarga yang berada di nagari tersebut perlu diperiksa kesehatannya, dimana mereka tersebar di Jorong Pasa baru, Tigo Balai, Pauh Anok, Pasar Usang, Koto Panjang, Lakuak Gadang dan Lubuak Nago.

Ia menyebutkan, saat ini warga sudah mulai membersihkan rumah mereka dari tumpukan material banjir, yang mana ketinggian berkisar belasan centi meter.

Sementara itu, Camat Pangkalan Koto Baru Andri Yasmen mengatakan meski sudah didirikan posko kesehatan pasca banjir, namun fasilitas yang tersedia sangat minim dan belum dapat melayani semua korban banjir.

"Kami meminta pemerintah kabupaten menurunkan bantuan dokter, tenaga spesialis, dan obat-obatan, sehingga masyarakat betul-betul mendapatkan penanganan medis yang memadai," kata dia.

Salah seorang masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota Syawaluddin menyarankan pemerintah setempat fokus menghadapi korban pengungsian agar tidak muncul masalah baru dikemudian hari.

"Kalau kesehatan korban bencana tidak tangani secepat mungkin, maka akan menjadi masalah baru pada masa yang akan datang. Untuk itu, permasalahan ini perlu disikapi secepatnya," kata dia.

Pewarta: MR Denya Utama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016