Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Ahmad Basarah menilai saat ini sudah semakin sulit menemukan putra bangsa yang memiliki visi negarawan.

"Saya menghargai masih ada mahasiswa yang mau peduli dan berpikir soal kenegarawanan," kata Ahmad Basarah dalam pidatonya ketika membuka diskusi "Studi Kebangsaan Mahasiswa Indonesia: Mahasiswa Pancasila" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Menurut Basarah, paradigma bangsa Indonesia saat ini telah mengalami disorientasi soal kebangsaan dibandingkan dengan era awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, kalau dulu bangsa Indonesia jelas melawan penjajah secara fisik yakni bangsa Belanda dan bangsa Jepang.

"Namun tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini lebih sulit, karena melawan bangsanya sendiri," katanya.

Basarah menambahkan, kalau dulu penjajah menempatkan pangkalan militer di Indonesia, tapi saat ini menanamkan pangkalan mental asing dalam benak bangsa Indonesia.

Bangsa Barat saat ini, kata dia, tidak perlu lagi menempatkan tentaranya di Indonesia, tapi melalui pendidikan di Barat yang menanamkan doktrin-doktrin liberal yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Bangsa Barat, menurut dia, juga membuat perjanjian-perjanjian internasional, yang kemudian menjebak bangsa Indonesia dalam ikatan perjanjian asing, sehingga semakin sulit untuk mandiri.

"Bangsa Indonesia saat ini dijajah secara ekonomi oleh asing," katanya.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR RI ini menegaskan, musuh utama bangsa Indonesia saat ini adalah kapitalisme.

Kapitalisme yang terus-menerus, kata dia, dapat berubah menjadi liberalisme dan imperialisme.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016