Sentimen dari eksternal masih mengkontribusi negatif ke pasar saham dunia sehingga IHSG juga turut terkoreksi
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu dibuka melemah 3,49 poin seiring dengan pergerakan bursa saham global akibat tren harga minyak mentah dunia yang rendah.

IHSG BEI dibuka turun sebesar 3,49 poin atau 0,10 persen menjadi 4.765,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,91 poin (0,11 persen) menjadi 837,42.

"Sentimen dari eksternal masih mengkontribusi negatif ke pasar saham dunia sehingga IHSG juga turut terkoreksi," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, gejolak harga minyak mentah dunia yang masih di level rendah berpengaruh pada pergerakan bursa saham global. Penurunan harga minyak masih menjadi ancaman, karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menolak memangkas produksi untuk mempertahankan pangsa pasarnya dalam menghadapi persaingan.

Ia menambahkan bahwa tekanan terhadap harga minyak bertambah dengan kedatangan produksi Iran ke pasar dunia setelah sanksi internasional terkait dengan program nuklirnya dicabut.

Kendati demikian, ia mengharapkan bahwa fokus pemerintah pada stabilitas makroekonomi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang akan tetap dijaga diharapkan mampu menahan tekanan indeks BEI lebih dalam.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa pelaku pasar dapat memanfaatkan harga saham yang terkoreksi untuk kembali diakumulasi secara selektif mengingat masih stabilnya perekonomian nasional.

"Stabilnya perekonomian nasional akan menjadi sentimen positif bagi kinerja emiten sehingga potensi penguatan harga saham cukup terbuka," katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 404,11 poin (2,52 persen) ke level 15.679,33, dan indeks Bursa Malaysia menguat 14,89 poin (0,90 persen) ke level 1.647,57, Straits Times melemah 51,69 poin (1,98 persen) ke posisi 2.572,68.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016