Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak menguat sebesar 76 poin menjadi Rp13.378 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.454 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali bergerak di area positif terhadap dolar AS. Penguatan rupiah itu menunjukkan masih kuatnya perekonomian domestik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa paket kebijakan ekonomi jilid X yang akan segera dirilis dapat menambah sentimen positif bagi perekonomian domestik sehingga dapat menjaga sentimen penguatan mata uang rupiah ke depannya.

Sedianya, pemerintah akan mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi X yang intinya adalah perubahan Daftar Negatif Investasi (DNI) pada Kamis (11/2) ini.

Ia menambahkan bahwa pelemahan dolar AS itu juga seiring dengan pernyataan Gubernur The Fed (bank sentral AS) Janet Yellen yang menunjukkan pesimismenya terhadap perekonomian AS dan global.

"Perekonomian AS dan global yang cenderung masih melambat menyebabkan penundaan kenaikan uku bunga AS (Fed fund rate)," katanya.

Selanjutnya, Rangga Cipta menambahkan bahwa fokus pelaku pasar uang di dalam negeri akan beralih ke kebijakan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pekan depan.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa aliran dana asing yang masih cenderung terus masuk ke dalam negeri melalui surat utang negara (SUN) menjadi salah satu faktor pendorong bagi mata uang rupiah untuk bergerak menguat.

Menurut Rully Nova, tren masuk aliran dana asing ke dalam negeri itu tidak lepas dari prospek fundamental ekonomi Indonesia pada tahun 2016 ini yang akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016