Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah di Bojonegoro menyatakan banjir susulan Bengawan Solo mengancam hilir Jawa Timur karena ketinggian air  meningkat  di Jurug, Solo, Jawa Tengah, dan Ngawi di Jawa Timur.

"Ketinggian air di Jurug, Solo, masuk siaga III, dengan ketinggian sekitar 8 meter, tadi pukul 01.00 WIB," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, Mucharom, Rabu.

Ia menambahkan ketinggian air Bengawan Solo, di Ndungus, Ngawi, dalam waktu bersamaan juga naik, menjadi 6,70 meter (Siaga I), Rabu pukul 09.00 WIB.

"Naiknya air di Ndungus dipengaruhi hujan deras yang terjadi di daerah Ponorogo, dan sekitarnya," ujar petugas UPT Pengelolaan Sumber Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi, Andik.

Mucharom menjelaskan kenaikan air Bengawan Solo di Jurug dan Ngawi akan memengaruhi ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, yang sekarang berangsur-angsur surut.

"Kami sekarang melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Andik Sudjarwo menyatakan telah menerima laporan peningkatan air Bengawan Solo di Jurug, yang masuk siaga III, dan juga Ngawi.

"Camat di sepanjang Bengawan Solo dan kepala desa (kades), menginformasikan kepada masyarkat adanya ancaman banjir susulan Bengawan Solo," katanya.

Data di BPBD, banjir luapan Bengawan Solo, selama empat hari terakhir, telah merendam 40 desa di 10 kecamatan, dengan ketinggian pada papan duga di Bojonegoro 14,80 meter (siaga II).


Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016