Kediri (ANTARA News) - Jenazah Nurcholis (30), warga Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, yang menjadi korban jatuhnya pesawat latih tempur Super Tucano milik TNI AU di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, sudah dinakamkan, Kamis.

Kakak korban, Ahmad Madali mengatakan, keluarga sampai saat ini masih sedih dengan kepergian Nurcholis secara mendadak, karena ia adalah anak yang baik dan sering membantu ekonomi keluarga.

Ahmad berharap TNI AU lebih bijaksana memberikan asuransi yang pantas terkait dengan kejadian yang menimpa adiknya.

"Keluarga berharap dari TNI AU akan lebih bijaksana terkait dengan musibah ini," katanya kepada wartawan, Kamis.

Ahmad mengatakan, sejauh ini TNI AU sudah mengantarkan pulang jenazah adiknya pada Rabu (10/2) malam, dan memberi tali asih kepada keluarga atas musibah yang dialami Nurcholis.

Selain mengantar pulang jenazah korban, anggota TNI AU juga menginap menunggu sampai proses pemakaman yang berlangsung pada hari ini. Mereka ikut membawa jenazah ke pemakaman yang ada di desanya. Perwakilan dari TNI AU juga memberikan sambutan dan ikut mengucapkan duka cita atas musibah yang terjadi tersebut.

Bupati Blitar terpilih Rijanto juga hadir dalam pemakaman tersebut. Ia ditemani beberapa muspida lainnya mengucapkan turut berduka cita atas musibah tersebut. Ia juga berharap keluarga bersabar dengan musibah ini.

"Semoga, segala amal baiknya diterima di sisi-Nya. Untuk yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan kesabaran," kata Rijanto.

Pesawat latih tempur Super Tucano milik TNI AU jatuh di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, pada Rabu (10/2) pagi. Akibat kejadian itu, sejumlah orang mengalami luka dan beberapa meninggal dunia. Mereka adalah dua warga sipil yaitu Erna Wahyuningtyas dan Nurcholis.

Selain dua warga sipil tersebut, dua awak pesawat juga menjadi korban meninggal dunia, yaitu pilot pesawat Mayor Penerbang (Pnb) Ivy Safatillah dan kopilot Saiful.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016