Surabaya (ANTARA News) - Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Suprawoto menyarankan peran hubungan masyarakat (humas), khususnya di lembaga Negara, wajib memiliki dan aktif di media sosial untuk menerima informasi apapun.

"Humas itu posisi yang harus paling tahu sehingga media sosial wajib dimiliki," ujarnya di sela-sela Forum Komunikasi Media Massa dan Kehumasan bertema "Peran Humas dalam Percepatan Pembangunan" di Surabaya, Jumat.

Selain itu, setiap sumber daya manusia (SDM) yang ditempatkan di kehumasan juga diharapkan bekerja 24 jam sebagai wujud tanggung jawab terhadap posisinya.

Menurut dia, pada era saat ini tidak bisa dipungkiri alat teknologi dan komunikasi semakin canggih dan berkembang sehingga semua harus bisa memanfaatkannya.

"Tak terkecuali tenaga SDM di kehumasan. Kalau tidak bisa maka pasti akan ditinggal. Ini yang harus diperhatikan sekarang, jangan sampai tidak bisa," ucap mantan Kepala Dinas Kominfo Jatim tersebut.

Ia mengakui, saat ini mayoritas tenaga di kehumasan usianya di atas 40 tahun yang tidak akrab dengan teknologi sehingga membuat perannya belum terlalu maksimal.

Kendati demikian, lanjut dia, penguasaan teknologi komunikasi tidak boleh ditawar-tawar dan menjadi sebuah keharusan.

"Dari media sosial itulah informasi apa saja masuk dan diterima. Kalau tidak dimanfaatkan humas maka akan habis," katanya.

Sementara itu, di tempat sama, pria yang pensiun dari PNS sejak 1 Februari 2016 tersebut meluncurkan buku yang memuat biografinya berjudul "Dalane Urepku".

Buku setebal 690 halaman tersebut menggunakan bahasa Jawa yang ditulis sendiri selama enam tahun.

"Buku ini sengaja ditulis bahasa Jawa agar masyarakat menggemarinya dan lebih mengetahui tentang jati diri budayanya. Kalau bukan kita yang melestarikan bahasa Jawa, siapa lagi?," katanya.

Hadir dalam acara tersebut mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (Unair) I Basis Susilo, pakar komunikasi politik Unair Suko Widodo, dan sejumlah pejabat Kementerian Kominfo RI.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016