Jakarta (ANTARA News) - Gempa bumi berkekuatan 6,6 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pukul 17.02 WIB telah meninggalkan kerusakan sejumlah bangunan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan pendataan dampak gempa bumi terus dilakukan.

Berdasarkan data sementara, kata dia, tujuh sekolah rusak ringan atau retak di dinding. Sejumlah bangunan pemerintah juga rusak.

Selain itu, dua fasilitas umum juga rusak yaitu RSUD Sumba Barat dan RS Lende Moripa.

Sementara itu, 10 rumah penduduk juga rusak. Banyak rumah penduduk di Sumba Barat yang tahan terhadap gempa karena terbuat dari kayu.

Tim Reaksi Cepat BNPB, kata Sutopo, telah melaksanakan koordinasi dan pendampingan dengan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumba Barat pada Sabtu pagi. BNPB mendampingi BPBD dalam manajerial pendataan kerusakan akibat dampak bencana gempa.

"Secara umum berdasarkan laporan sementara beberapa daerah aman. Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan berat seperti di Kecamatan Alang Anak Dumai, Kecamatan Waikabubak dan Waingapu," kata dia.

Komunikasi, kata dia, sudah normal kembali. Pada Jumat (12/2) komunikasi terputus karena tower komunikasi di daerah Bima rusak tiga jam sebelum gempa. Itulah yang menyebabkan komunikasi tidak dapat dilakukan setelah gempa. Sebagian listrik padam juga menyebabkan komunikasi radio juga mati.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016