Changi, Singapura (ANTARA News) - Pesawat terbang komuter berbaling-baling buatan PT Dirgantara Indonesia, CN-235, hadir di antara 64 pesawat terbang yang tampil dalam peragaan statik di Singapore Air Show 2016, di Changi, Singapura.




PT Dirgantara Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang mendekatkan diri dengan khalayak penerbangan internasional di ajang kedirgantaraan, yang digelar rutin tiap dua tahun sejak 2008 itu. 




Dilihat di arena peragaan statik Singapore Air Show 2016, Selasa, CN-235 diparkir di ujung paling utara arena itu, bertetangga dengan pesawat angkur berat buatan Airbus Military, A400M, dari Tentera Udara Diraja Malaysia, ATR-72-600 dari pabrikannya, Avions de Transport Regionale, pesawat jet bisnis Global 5000 (maskapai Streit), dan Gulfstream G650ER (Qatar Air). 




Pada hari perdana alias hari pembukaan Singapore Air Show 2016, khalayak yang hadir dikhususkan untuk para pejabat militer dan pemerintahan negara peserta atau undangan dan pebisnis penerbangan. 




Banyak lobi dan pembicaraan tingkat tinggi terjadi di antara mereka, di antaranya Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, dan CEO Airbus Group, Tom Ender, dan calon penggantinya, Dirk Hoke, bersama Kepala Airbus Military, Fernando Alonso. 




Airbus Industrie yang memiliki divisi bisnis pesawat terbang sipil, pesawat terbang militer (Airbus Military), dan pesawat helikopter (Eurocopter), memang menjadi rekan pengembangan PT Dirgantara Indonesia sejak masa perusahaan penerbangan Spanyol, CASA, berdiri. 




Spanyol menjadi salah satu negara pendiri Airbus Industrie, bersama Prancis, Jerman, dan Italia. 




Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, dalam keterangannya, menyatakan, “Singapore Air Show merupakan ajang menampilkan keunggulan PT Dirgantara Indonesia di Asia dan dunia untuk membuktikan kemampuan bangsa menguasai teknologi kedirgantaraan.”




Jika di luar ruang CN-235 diperagakan kepada publik, maka model skala N219 yang digadang-gadang akan merebut pasar pesawat komuter ringan de Havilland DHC-6 dari Kanada, diperagakan di gerai PT Dirgantara Indonesia yang terletak di blok C77, tidak terlalu jauh dari gerai PT Garuda Indonesia. 




CN-235 dirancang dibuat bersama CASA dengan PT Dirgantara Indonesia. Secara keseluruhan, 230 unit CN-235 telah diserahkan kepada pemesan, termasuk militer Amerika Serikat, yang menempatkan pesawat komuter ini dalam Skuadron Operasi Khusus 427, yang berpangkalan di Pangkalan Udara Karolina Utara. 




Korea Selatan salah satu negara pemakai CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia, selain TNI AU. 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016