Bantul (ANTARA News) - Pengelola Bank Sampah "Gemah Ripah" Desa Badegan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Suwerda mengatakan harga sampah plastik yang dibeli dari pengepul barang tidak terpakai itu saat ini menurun.

"Turunnya harga sampah plastik ini terjadi secara nasional karena pabrik pengelola sampah plastik menurunkan produksinya," kata Bambang usai pertemuan dengan para pelaku daur ulang plastik di aula Kompleks Pemkab Bantul, Kamis.

Menurut dia, sampah kantong plastik yang dulunya dihargai Rp500 per kilogram, saat ini menjadi Rp300 per kilogram. Pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab pabrik daur ulang sampah menurunkan produksi.

Meski demikian, kata dia, penurunan harga sampah plastik tidak menurunkan setoran sampah warga ke bank sampah yang telah berdiri sejak beberapa tahun dan juga jadi percontohan ini.

Ia mengatakan setiap bulan rata-rata bank sampah mengumpulkan sekitar 800 kilogram berbagai macam sampah mulai dari plastik, kertas, yang kemudian didaur ulang menjadi barang bermanfaat.

Bambang mengatakan pihaknya memang tidak mengkhawatirkan penurunan harga sampah, namun yang dikhawatirkan adalah adanya kebijakan impor sampah plastik oleh pemerintah.

"Ada kebijakan impor sampah plastik yang biasanya sebagai bahan produk untuk diolah pabrik dan dijual lagi. Kami khawatir itu akan berdampak serapan sampah plastik lokal turun," katanya.

Sementara itu, terkait dengan kebijakan pemberlakukan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap produk pabrikan berbahan daur ulang sampah plastik, menurut dia di wilayah DIY belum dirasakan dan dikhawatirkan.

"Kebijakan itu memang sudah menjadi isu di kalangan pengelola daur ulang plastik skala nasional, namun di DIY belum ada pengaruhnya terutama pengelola sampah plastik mandiri tingkat home industri," katanya.

Sementara itu, Penasihat Asosiasi Pengusaha Daur Ulang Plastik Indonesia Hendra Kurniawan usai pertemuan itu mengatakan dengan berlakunya kebijakan PPN produk daur ulang plastik dikhawatirkan dapat mempengaruhi harga penjualan produk.

"Kami mengkhawatirkan beban PPN itu akan menurunkan daya beli masyarakat, para pemulung atau pengepul larinya akan ke bank sampah. Kami harap PPN khusus produk pengolahan limbah plastik dinolkan," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016