Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi diakui sebagai mitra strategis pemerintah karena aktif memberikan masukan-masukan konstruktif yang dibutuhkan Pemerintah dalam merumuskan kebijakan serta program pengembangan industri otomotif Tanah Air.

"Gaikindo telah menjadi lebih dari mitra. Kontribusi dan komunikasi selama ini sangat erat dan bersahabat. Gaikindo sudah menjadi 'teman ngopi' pemerintah dalam dialog-dialog  mengembangkan industri otomotif," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam acara Rapat Umum Anggota (RUA) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang ke XVIII di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, Saleh merinci beberapa masukan bagi ketua umum dan pengurus baru yang nanti akan terpilih. 

Pertama, tantangan pengembangan industri otomotif ke depan akan semakin berat, sebagai dampak dari persaingan globalisasi yang semakin ketat dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah.

"Maka peran Asosiasi ke depan akan semakin penting dalam memberikan masukan kepada Pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan-kebijakan serta program yang sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha industri otomotif," ujar Saleh dalam siaran pers Kemenperin.

Kedua, dalam menghadapi dan mengantisipasi ketatnya persaingan global tersebut, maka peningkatan daya saing melalui penguatan industri komponen dan industri pendukung, penguasaan tenologi, dan peningkatan sumber daya manusia. 

Hal itu, tegasnya, merupakan kata kunci dan untuk itu mutlak dilakukan serta mendapatkan perhatian serius baik oleh Pemerintah maupun pengusaha itu sendiri.

Ketiga, pengembangan ekspor harus terus dilakukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif di dunia.

Beberapa negara tujuan ekspor otomotif Indonesia saat ini seperti Timur Tengah, telah menerapkan standar konsumsi bahan bakar serta standar kualitas dan keamanan produk yang semakin ketat.

Untuk dapat mempertahankan bahkan  mengembangkan pangsa pasar di negara tujuan ekspor tersebut, maka Indonesia harus dapat memproduksi mobil global.

Artinya, mobil hemat energi dan ramah lingkungan (energy efficient and environment friendly vehicles), yang memenuhi standar kualitas, keselamatan dan keamanan yang tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar.

Keempat, selain tantangan tersebut, di kawasan ASEAN saat ini telah memasuki babak baru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), di mana pergerakan barang dan jasa maupun tenaga kerja sudah semakin bebas sehingga akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan.

Hal tersebut harus disikapi dan diantisipasi bersama-sama oleh Pemerintah maupun pelaku usaha agar industri dalam negeri tidak tergerus oleh masuknya barang-barang impor secara bebas.

"Pemerintah mengharapkan Gaikindo untuk bersama-sama dengan Pemerintah merapatkan barisan memperkuat kemampuan industri dalam negeri," kata Saleh.

Caranya, melalui pengarusutamaan penggunaan dan pemberdayaan industri komponen dalam negeri, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, serta secara bertahap melakukan kegiatan R&D dalam negeri.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016