Milan (ANTARA Newss) - Pertunjukan busana yang berlangsung selama enam hari di Milan telah dimulai pada Rabu dengan menampilkan merek mewah asal Italia seperti Gucci, Fay dan Roberto Cavalli pada giliran pertama untuk menunjukkan kreasi-kreasi yang diharapkan akan mengisi lemari kaum perempuan pada musim dingin akan datang.

Pada pembukaan, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi membuka Pekan Mode Milan ( Milan Fashion Week) dalam jamuan siang bersama industri busana, dihadiri oleh wartawan dan para pembeli internasional di kota yang menjadi rumah mode raksasa seperti Giorgio Armani dan PRada

Gucci yang pekan lalu melaporkan penjualannya melambung jauh melampaui perkiraan mereka untuk kuartal empat, mempersembahkan sebuah koleksi penuh semangat dan kaya warna untuk koleksi musim gugur/dingin 2016/2017, perancang Alessandro Michele menyebutnya "Rhizomatic Scores"

Dari pakaian senada, termasuk mantel bulu merah muda dipadukan dengan celana ketat merah muda, sepatu, selendang dan tas, hingga kombinasi cap yang bertabrakan dan rancangan itu dihiasi dengan pola kulit ular, Michele memamerkan pilihan dengan tampilan elektik.

Para model menggunakan rok payet, stelan celana panjang, gaun sutra ala Tiongkok, mantel brokat berkilau, jubah, celana ketat berwarna cerah dan berbagai topi. Tampilannya dipercantik dengan aksesori tas anyam, sepatu hak tinggi dan kaca mata besar.

Pada Fay, yang menjadi bagian dari grup barang-barang mewah Tod, direktur kreatif Tommaso Aquilano dan Roberto Rimanodi menggunakan tema pantai Barat AS untuk tampilan sehari-hari.

"Insipirasinya adalah generasi California baru... dicampur dengan generasi Italia baru," kata Aquilano kepada Reuters.

Dia mengatakan lini modenya termasuk "mantel cantik Italia tetapi dengan banyak sentuhan tradisional dan sedikit bordir yang mengingatkan pada dataran Amerika."

Pinggiran dan jumbai di mana-mana, dekorasi denim jaket dan gaun, dikenakan dengan sepatu bot koboi berbordir, mengisyaratkan keromantisan dan kerakyatan, para model mengenakan bunga, gaun berenda, rok kembang dan jaket berwarna pasir, burgundy, anggrek, biru gelap dan hitam.

Pada Roberto Cavalli, direktur kreatif Peter Dundas yang mengambil alih tanggungjawab dari desainer pendiri tahun lalu, menunjukkan sebuah stelan kaya akan bordir. Masih setia corak binatang kesukaan pendiri Cavalli, Dundas menggunakan corak kulit harimau dan macan tutul pada jaket berbulu, stelan, rok dan selendang.

Bordir bunga dipasangkan degan jins sementara manik-manik menghiasi gaun tipis dan stelan celana hitam, mengingatkan pada gaya tahun 1970-an. Pergelaran busana itu juga menampilkan busana pria, termasuk jaket brokat.

Merek tersebut mengalami transisi sejak dana ekuitas swasta Clessidra mengakuisisi pada April dengan pendiri Cavalli mempertahankan 10 persen, mereka mengincar perluasana pakaian sehari-hari dan aksesoris dan berkembang di Asia, kata Kepala Eksekutif Renato Semerari.

Pasar barang mewah mengalami perlambatan, dengan harga minyak yang rendah sehingga memukul tingkat konsumsi Timur Tengah, permintaan lebih lemah dari Tiongkok dan Rusia dan serangan Paris mempengaruhi lalu lintas Eropa.

"2015 dan 2016 adalah tahun ketika kami tidak mengarapakan angka yang brilian... kami sedang berada pada fase transisi," kata Semerari, menambahkan pada 2016 belum terlihat adanya perubahan pasar utama.

Dia mengatakan Cavalli tidak akan segera mengikuti jejak merek seperti Burberry, yang berencana langsung menjual barang-barang mereka setelah pargelaran selesai, tidak mempertahankan cara tradisional dengan mempertahankan pelanggan menunggu berbulan-bulan sebelum produk mereka masuk toko.

"Kami sudah mencari tetapi belum membuat keputusan," kata dia dilansir Reuters.

(A074)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016