Paris (ANTARA News) - "Eagles of Death Metal" membatalkan sisa turnya di Eropa, Jumat, setelah pentolan grup musik rok tersebut, Jesse Hughes, mengalami luka-luka saat grup kembali ke Paris penuh dengan emosi.

"Eagles of Death Metal" kembali ke Paris tiga bulan sesudah kelompok garis keras melakukan pembantaian hingga menewaskan 90 orang pada konser mereka di kota itu, lapor AFP.

Urat jari sang penyanyi utama Hughes robek ketika tampil di gedung teater Olympia. Konser itu dihadiri oleh ratusan penyintas serangan pada November lalu di gedung Bataclan, Paris. Di antara penyintas yang hadir, ada beberapa orang yang masih menggunakan kursi roda dan kruk karena luka-luka yang mereka alami.

"Saya gugup, tampaknya urat urat jari tengah saya terkilir," kata Hughes kepada para penonton beberapa menit setelah membanting gitarnya untuk mendapat sorakan dari penonton.

Namun promotor tur, yang bertajuk "Mon Amis" ("My Friends") untuk menghormati korban Bataclan, band itu mengungkapkan bahwa para dokter menganjurkan Hughes berhenti setelah konser di Brussel, Belgia, Kamis.

"Sayangnya Eagles of Death Metal terpaksa membatalkan jadwal terakhirnya di tur Eropa mereka setelah mendapati urat Jesse Hughes sobek," kata Nous Productions dalam pernyataanya.

"Para dokter menyatakan bahwa satu-satunya cara agar sembuh adalah bahwa dia harus berhenti main sesegera mungkin jika tidak ingin lukanya memburuk, yang berarti dia harus membatalkan lebih banyak konser," ujarnya menambahkan.

Dengan bercucuran air mata, Hughes (43 tahun) menuturkan kepada Kantor Berita AFP sebelum konser di Paris, bahwa ia khawatir "kehilangan kendali di panggung". Dia mengatakan dirinya merasa sedih dengan munculnya masalah tersebut.

"Saya sedih tidak dapat melanjutkan kembali ke Eropa yang telah mengubah kehidupan kita," kata pemusik asal California, Amerika Serikat, itu.

"Namun saya harus sembuh agar saya bisa melanjutkan tampil di seluruh dunia yang mengagumkan ini dan kembali ke Eropa lebih kuat lagipada musim panas ini."

Para penggemarnya yang telanjur membeli tiket untuk delapan jadwal pertunjukan terakhir, termasuk konser di beberapa kota di Prancis seperti Nimes dan Lille, juga Italia, Spanyol, dan Portugal, akan mendapat penggantian, demikian penjelasan promotor.

Tragedi berdarah di Bataclan merupakan rangkaian serangan bersenjata dan bom bunuh diri di seluruh wilayah Ibu Kota Prancis pada 13 November yang menewaskan 130 orang.

Grup musik di bawah perusahaan rekaman Universal itu kepada AFP menyatakan bahwa mereka masih belum mengetahui pembatalan tersebut namun mereka akan mengikuti perkembangan selanjutnya.

Kelompok musik rok tersebut mengumumkan jadwal ekstra tur di Amerika Serikat dan Kanada pada bulan April dan Mei.
(Uu.M038/T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016