Umumnya mereka dalam kondisi stres dan mengalami dehidrasi. Saat ditemukan, beberapa dari mereka bahkan dalam keadaan diikat menggunakan rantai pada bagian leher,"
Pekanbaru (ANTARA News) - International Animal Rescue yang berhasil menyelamatkan delapan ekor Primata dilindungi bersama dengan Direktorat Kriminal Khusus Polda Riau menyatakan kondisi satwa dilindungi itu dalam kondisi stres dan dehidrasi.

"Umumnya mereka dalam kondisi stres dan mengalami dehidrasi. Saat ditemukan, beberapa dari mereka bahkan dalam keadaan diikat menggunakan rantai pada bagian leher," kata salah seorang Koordinator International Animal Rescue Indah Winarti di Pekanbaru, Sabtu.

Ia menjelaskan kondisi tersebut bisa disebabkan karena satwa itu dikurung terlalu lama dan tidak mendapatkan perawatan yang layak. Sementara itu, Indah mengatakan saat ditemukan salah satu Primata yakni Kukang berada di depan kios dan terkena langsung matahari.

"Akibatnya tubuh Kukang dewasa itu justru lebih kecil dibandingkan yang lebih muda," ujarnya.

Jajaran Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau bersama dengan International Animal Rescue berhasil menggagalkan delapan Primata dilindungi di sebuah pasar tradisional di Kota Pekanbaru (27/2).

Dari identifikasi sementara diketahui ke delapan satwa itu terdiri dari enam ekor Kukang, satu ekor Owa dan satu ekor Siamang.

"Enam Kukang itu terdiri dari tiga betina dan tiga jantan. Seluruh Kukang tersebut masih tergolong remaja dengan usia satu tahun dan hanya satu dewasa yang kita prediksikan berusia tiga tahun," jelasnya.

Sementara itu, satu ekor Siamang berkelamin jantan dengan perkiraan usia sekitar di bawah satu tahun.

Lebih lanjut, ia mengatakan salah satu dari Kukang giginya dipotong. Menurutnya hal tersebut sangat memprihatinkan. Untuk itu, ia menjelaskan keseluruh satwa dilindungi itu harus segera ditempatkan di pusat perlindungan satwa terdekat. "Kita akan berkoordinasi dengan polisi untuk segera mengevaluasi satwa itu," lanjutnya.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016