Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Kamis pagi, melemah 13 poin menjadi Rp13.272 per dolar AS.

"Dolar AS mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah pasca data pekerjaan sektor swasta Amerika Serikat yang cukup solid sehingga memicu kembali harapan tentang kenaikan suku bunga," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Laporan Automatic Data Processing (ADP), ia melanjutkan, menunjukkan angka pekerjaan di sektor swasta Amerika Serikat naik. Bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) diproyeksikan menaikan suku bunga tahun ini.

Sementara ekonom Samuel Sekuritas Ragga Cipta mengatakan rupiah diproyeksikan berpotensi menguat dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang cenderung menguat.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pagi ini berada di level 34,68 dolar AS per barel dan Brent Crude di posisi 36,87 dolar AS per barel.

"Harga minyak dunia yang masih dalam tren penguatan berpeluang menjaga sentimen bagi mata uang rupiah untuk kembali bergerak ke area positif," katanya.

Ia menambahkan saat ini pelaku pasar uang sedang menantikan data cadangan devisa periode Februari 2016, yang diharapkan tidak menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016