Seoul (ANTARA News) - Cadangan devisa Korea Selatan turun selama empat bulan berturut-turut karena dolar AS yang kuat mengurangi nilai konservasi aset-aset non-dolar berdenominasi dalam euro dan pound Inggris, demikian data bank sentral.

Cadangan devisa Korea Selatan mencapai 365,76 miliar dolar AS per akhir Februari, turun 1,54 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya. Menurut bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BoK). Cadangan terus menurun untuk bulan keempat berturut-turut.

Dolar mempertahankan momentum kenaikan secara relatif karena harapan dimulainya kembali kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang diluncurkan pada Desember tahun lalu.

Dolar yang kuat menyeret nilai konversi aset-aset non-dolar, terutama dalam mata uang tunggal Eropa dan pound Inggris yang masing-masing terdepresiasi 0,3 persen dan 3,5 persen terhadap greenback bulan lalu.

Yen Jepang dan dolar Australia masing-masing naik 4,4 persen dan 0,5 persen terhadap dolar pada Februari, menurut data BoK.

Cadangan devisa Korea Selatan terdiri dari 336,5 miliar dolar AS sekuritas, 20,25 miliar dolar AS deposito, 4,79 miliar dolar AS emas batangan, 2,35 miliar dolar AS dari special drawing right (hak penarikan khusus) dan 1,87 miliar dolar posisi di Dana Moneter Internasional.

Pada akhir Januari, Korea Selatan menempati peringkat ketujuh terbesar pemegang cadangan devisa di dunia, setelah Tiongkok, Jepang, Swiss, Arab Saudi, Taiwan dan Rusia, demikian laporan Xinhua.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016