Persatuan Palestina sangat penting untuk perjuangan kita mencapai solusi yang adil,"
Jakarta (ANTARA News) - Para kepala negara dan juga delagasi peserta Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT-LB OKI) telah hadir di Jakarta dan bersiap untuk melakukan pembicaraan panjang terkait masa depan Palestina dan dukungan konkrit negara-negara Islam di dunia.

Indonesia yang diminta menjadi tuan rumah pertemuan dengan tema khusus tentang Palestina ini sejak awal menginginkan masalah Palestina kembali menjadi perhatian berbagai bangsa di tengah-tengah isu Suriah, kelompok bersenjata ISIS dan juga sejumlah masalah kawasan dan global lainnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan dalam Pertemuan Tingkat Menteri KTT-LB OKI Ke-5 tentang Palestina dan Al Quds AL Sharif bahwa persatuan adalah kunci kemerdekaan dan perdamaian di Palestina.

"Persatuan Palestina sangat penting untuk perjuangan kita mencapai solusi yang adil," kata Menlu Retno dalam pernyataaanya pada sidang Pertemuan Tingkat Menteri KTT-LB Ke-5 OKI tentang Palestina dan Al Quds di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu.

Menurut Menlu Retno, rancangan resolusi dan deklarasi yang akan menjadi dokumen hasil KTT-LB OKI Ke-5 akan menjadi kesatuan dari pesan politis dan komitmen dengan aksi nyata.

Resolusi tentang Palestina dan Al Quds Al Sharif akan menegaskan posisi dasar dan komitmen OKI untuk mendukung rakyat Palestina.

Dokumen hasil kedua yang akan disebut Deklarasi Jakarta akan berisi langkah-langkah konkret dari negara-negara anggota OKI untuk memberikan bantuan kepada Palestina.

"Gol tersebut hanya dapat kita capai jika kita memiliki Palestina yang bersatu," kata Menlu Retno.

Oleh karena itu, Indonesia selalu siap membela dan mendukung rekonsiliasi Palestina, baik secara politis maupun fisik dalam rangka membangun kapasitas Bangsa Palestina.

Menlu Retno menyampaikan kepada sidang Tingkat Menteri OKI bahwa Indonesia telah menganggarkan dana tahunan sebesar 1,5 juta dolar AS untuk pembangunan kapasitas Palestina.

Selain itu, Indonesia juga telah memberi sumbangan satu juta dolar AS untuk membantu Palestina melalui Kantor Koordinator Masalah Kemanusiaan PBB (UNOCHA).

Masalah Palestina memang tak kunjung selesai sejak beberapa dekade terakhir ini. Selain masih adanya ketidaksepahaman dalam tubuh organisasi perjuangan internal di Palestina, negara-negara Islam di dunia pun belum memiliki satu langkah yang sama untuk mendukung kemerdekaan bangsa itu dan kembali memiliki tanah mereka.


Harapan untuk Indonesia

Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk Muslim yang besar memang menjadi salah satu harapan berbagai pihak untuk dapat memberikan dorongan yang kuat untuk penyelesaian masalah Palestina melalui berbagai langkah yang diambil.

Dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara-negara di Timur Tengah menjelang pembukaan KTT-LB OKI tingkat kepala negara, Presiden Joko Widodo menerima sejumlah pesan yang mengharapkan peran Indonesia semakin besar dalam upaya membantu menyelesaikan permasalahan ini.

"Beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia diyakini Jordania akan dapat meningkatkan antusiasme, integritas, dan kesatuan bagi negara-negara Islam untuk membantu negara Palestina. Ini tekanan dari Jordania di situ," kata Presiden Joko Widodo usai melakukan pertemuan bilateral dengan Pangeran Jordania.

Joko Widodo juga mengatakan bahwa Jordania menyampaikan rasa terima kasih kepada Indonesia karena telah menyiapkan segala sesuatu sebagai tuan rumah KTT OKI.

Dalam pertemuan itu, Presiden didampingi sejumlah pejabat, antara lain Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Luhut Binsar Panjaitan.

Sebelumnya, Indonesia telah melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara anggota OKI, antara lain dengan Sierra Leone, Mesir, Mauritania, Tajikistan, Afghanistan, dan Gambia.

Pada pertemuan bilateral dengan Sierra Leone dan Indonesia yang diwakili masing-masing menteri luar negerinya, salah satu hal yang disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sierra Leone Samura M.W. Kamara adalah terkait dengan rencana membuka kedutaan besarnya di Indonesia untuk memperkuat hubungan kedua negara.

"Kami mencoba untuk membuka sebuah kedutaan besar (kedubes) di Indonesia, di sini karena Jakarta bukan hanya bagian dari Indonesia, melainkan Jakarta akan segera menjadi pusat kawasan Asia Tenggara, tempat banyak pasar yang lebih besar untuk dimasuki," kata Menteri Luar Negeri Sierra Leone Samura M.W. Kamara usai pertemuan bilateral dengan Menlu Retno Marsudi.

Ia mengatakan bahwa Kedutaan Besar Sierra Leone di Indonesia juga diperlukan untuk meningkatkan hubungan diplomasi dan kerja sama dalam berbagai bidang untuk mendorong perekonomian kedua negara.

"Presiden Sierra Leone berencana berkunjung segera setelah kedutaan besar dibuka di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Mesir, Menlu Retno Marsudi dan Menlu Mesir Sameh Soukry sepakat akan mengangkat hasil Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam ke-5 tentang Palestina dan Al Quds hingga ke tingkat PBB dan pertemuan internasional lainnya.

"Mesir memainkan peran yang signifikan dalam pembahasan masalah Palestina, dan dengan dukungan dari Mesir, konferensi ini akan dapat menghasilkan resolusi dan deklarasi yang sangat bagus," kata Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan pers bersama usai pertemuan bilateral.

Selain itu, Indonesia dan Afghanistan sepakat melanjutkan kerja sama pelatihan diplomat dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menlu Retno Marsudi dan Menlu Afghanistan Salahuddin Rabbani.


Pesan Palestina

Presiden Joko Widodo juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Jakarta, sehari sebelum pertemuan kepala negara OKI membahas mengenai masa depan bangsa itu.

"Tadi beliau bercerita juga mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perbatasan, dengan permukiman ilegal, dan juga pengungsi Palestina yang ada di luar Palestina," kata Presiden Joko Widodo di Balai Sidang Jakarta pada Minggu sore usai pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Presiden mengatakan jumlah pengungsi Palestina yang berada di luar wilayah negara itu berjumlah besar, sekitar lima juta orang.

Ia juga mengatakan dirinya dan Abbas membahas masalah keamanan di sejumlah zona yang dikuasai Israel.

"Kemudian juga tadi saya sampaikan bahwa Indonesia akan terus berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada kemerdekaan Palestina," kata Presiden.

Indonesia, jelas Presiden, juga mendukung penuh terobosan inisiatif yang akan dilakukan Negeri Al Quds dalam melakukan upaya perdamaian internasional.

"Indonesia berharap agar hasil KTT di Jakarta ini bisa dijadikan masukan yang konkret bagi mekanisme konferensi-konferensi selanjutnya," jelas Kepala Negara.

KTT-LB OKI Ke-5 tentang Palestina dan Al Quds di Jakarta dihadiri lebih dari 500 anggota delegasi dari 49 negara anggota OKI, dua negara peninjau dan lima perwakilan negara anggota Dewan Keamanan Tetap PBB, serta utusan khusus PBB dalam Kuartet Negosiasi Palestina-Israel.

Pertemuan yang akan berlangsung hingga Senin (7/3) mendatang diharapkan bisa memberikan dorongan terhadap upaya paripurna mewujudkan Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, masalah Palestina seakan memang memudar dari kancah perbincangan komunitas internasional, ketika isu terorisme dan juga ISIS mencuat.

KTT-LB OKI di Jakarta yang berlangsung beberapa bulan sebelum KTT OKI di Turki oleh berbagai kalangan diharapan mengembalikan masalah Palestina menjadi salah satu agenda komunitas internasional untuk diselesaikan.

Jangan sampai pertemuan di Jakarta ini hanya sekedar basa-basi dan masalah Palestina pun menunggu dekade berikutnya untuk diselesaikan.

Oleh Panca Hari Prabowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016